press enter to search

Jum'at, 19/04/2024 14:52 WIB

Agar Terus Sehat Sopiri Bus PO Sinar Jaya, Widodo: Banyak Ngopi

Dahlia | Kamis, 21/01/2021 21:31 WIB
Agar Terus Sehat Sopiri Bus PO Sinar Jaya, Widodo: Banyak Ngopi Tambah Widodo tengah mengendarai bus PO Sinar Jaya jurusan Jakarta-Wonosobo.

JAKARTA (aksi.id) - Terlalu banyak duduk menurut penelitian, memanglah menyebabkan sakit di area pinggang. Terlebih lagi dalam mengendarai bus dalam waktu lama.

Adalah Tambah Widodo, 52 tahun, pengemudi bus PO Sinar Jaya jurusan Wonosobo-Jakarta. Di samping `kokpit` atau jok pengemudi telah tersedia dua dari satu botol ukuran satu liter setengah air mineral untuk mengatasi masalah sakit pinggang tersebut.

"Insyaallah nggak ada sakit pinggang. Yang penting kalau saya banyak minum putihlah pokoknya. Kalau dari Wonosobo ke sini satu botol," kata Tambah kepada BeritaTrans.com, Rabu (20/1/2021).

Dia menjelaskan akan menghabiskan satu botol ukuran satu liter lebih untuk sekali mengendarai bus satu kali jalan. Dan itu harus ditambah dengan kopi hitam.

Dalam perjalanan juga tidak habis langsung dikerjakan untuk satu sopir. Namun dia bergantian bersama sopir dua bus tersebut bernama Bondar 35 tahun.

"Dari sini ke Jawa satu botol juga. Ya kita diselingin sama kopi juga lah," kata warga Desa Sindupaten, Kertek, Wonosobo tersebut.

Perjalanan yang terkadang ditempuh memakan waktu 10 sampai 11 jam, diungkapkannya hanya akan bergantian bila terasa lelah saja.

Sopir sudah terbiasa duduk dan memang diharuskan menyediakan stok air putih mineral untuk mengatasi masalah kesehatan pinggang.

"Kalau saya aplusan itu sebangunnya (sopir dua) selagi saya belum ngantuk ya saya jalani," katanya.

Tidak ada makanan khusus bagi Tambah. Dia juga menerangkan tidak begitu suka makan ringan atau cemilan dalam bekerja membawa armada bus tersebut.

Profesi itu memang tidak sembarangan orang yang bisa melakukan, Tambah sudah profesional dan terbiasa untuk demi kenyamanan dan keamanan penumpang yang dibawanya.

Bapak dua anak sekarang juga sangat merasakan dampak penurunan jumlah penumpang. Bukan hanya karena corona, tapi Terminal Pulo Gadung yang memiliki aturan yang berbeda daripada terminal yang ada di seputaran Jabodetabek lainnya.

Hari itu, busnya yang telah tiba di terminal tersebut harus menginap dan akan diberangkatkan keesokan harinya. Namun, karena dia tidak ingin perpal, maka dia meminta izin untuk mengambil penumpang di terminal lain yaitu Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Ini mau ke Priok, di sini (Pulo Gebang) enggak mampu penumpangnya," katanya di terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, yang siap menyalakan mesin bus untuk segera berangkat.

Dia berharap di sana bus yang mereka kendarai bisa mendapatkan penumpang di hari itu walau di trip ke dua.

"Kalau Priok memang belum jelas. Tapi kata pengurusnya, kalau di sana mampu mobil dua(berangkat). Di sini mobil satu aja ngot- ngotan," jelasnya yang akan memberangkaykan bus ke arah Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Diungkapakannya juga Terminal Pulo Gebang yang merupakan paling megah tersebut, juga tidak menjadikan terminal sentral terhadap ramainya penumpang.

Sejumlah terminal lain yang ada di Jabodetabek diceritakan Tambah tidak sesulit terminal Pulo Gebang mengenai aturan berpergian untuk penumpang. Dia mencontohkan Terminal Kampung Rambutan.

"Sekarang ada PSBB. Mau maju kek terminalnya, baru. Semakin lama penumpangnya semakin menurun karena pada ketakutan," ceritanya.

Tambah berfikir penumpang yang hilang tersebut pada beralih ke moda transportasi berjenis travel, karena tidak memiliki aturan mengenai berpergian dan bebas naik dari mana saja.

"Penumpang ada hilang enggak tau ke mana. Paling-paling di pangkalan. Ramai naik travel, kan bebas rapid (test)," celotehnya.

Gaji yang berdasarkan premi dan hitungan jumlah penumpang saat ini sangat sulit didapatkan untuk lebih, kata Tambah. Banyak temannya sbagai sopir di PO yang sama harus bergantian bekerja sedangkan armadanya haya disimpan saja. Termasuk sopir dua warga Desa Sumberdalam, Kertek, Wonosobo, yang bersamanya tersebut.

Bus dengan sasis Hino RN285 tahun dengan model Laksana tahun 2017 tersebut, tiketnya dibanderol Rp130 ribu. Bus tersedia 41 tempat duduk penumpang juga ada toilet.(fahmi)

Keyword

Artikel Terkait :

-