Perempuan Keempat Mengadukan Mantan Staf yang Diduga Memperkosa Brittany Higgins

CANBERRA (Aksi.id) - Menyusul pengakuan Brittany Higgins, satu-persatu perempuan lain tampil dan mengadukan dugaan kasus pelecehan seksual yang mereka alami.
Pekan lalu, perempuan keempat telah melaporkan pria yang menjadi penyebab terkuaknya skandal politik terbesar di Australia saat ini: dugaan pemerkosaan terhadap mantan staf Brittany Higgins di dalam Gedung Parlemen.
Sebelumnya Perdana Menteri Australia, Scott Morrison telah meminta maaf soal kasus tuduhan pemerkosaan yang dialami Britanny.
Perempuan yang telah membuat laporan resmi di sebuah kantor polisi di Canberra pada hari Minggu (21/02) melapor, seminggu usai pengakuan Britanny yang mengatakan ia diperkosa di kantor Menteri Pertahanan Linda Reynolds, setelah minum-minum dengan pria itu pada Maret 2019.
Dua perempuan lainnya, seorang staf dari Partai Liberal dan mantan relawan Koalisi, juga mengaku kepada surat kabar The Australian jika mereka diserang secara seksual oleh mantan staf yang sama.
Perempuan keempat, yang saat ini minta identitasnya dirahasiakan, mengatakan kepada ABC ketika dia mengetahui identitas tersangka pemerkosa Britanny melalui jaringan staf, dia mengingatnya sebagai orang yang "sangat busuk".
Saat ada acara usai jam kerja di tahun 2017, bersama rekan-rekannya di Canberra`s Public Bar, yang juga tempat minum favorit untuk para politisi, perempuan itu mengaku terkejut ketika pria yang kemudian diidentifikasi sebagai staf yang diduga memperkosa Britanny meraih tangannya di bawah meja dan mengelus pahanya.
Perempuan itu mengatakan apa yang dilakukan pria itu sama sekali tidak pernah terbayang akan terjadi dan membuatnya marah.
Ia mengaku bukan pertama kalinya dia menerima perhatian atau perlakuan yang tidak diinginkan dari pria yang bekerja dengannya di gedung parlemen Australia dan itu juga bukan yang terakhir.
"Saat itu, saya sudah terbiasa dengan pelecehan seksual sehingga saya mengabaikannya," katanya.
Dia membuat pernyataannya kemarin sore di kantor polisi setempat dan mengatakan dalam waktu satu jam dia telah ditelepon oleh seorang detektif dari Tim Pelecehan Seksual dan Pelecehan Anak Polisi Federal Australia.
Dia mengatakan petugas memintanya untuk datang dan membuat pernyataan resmi di akhir minggu.
Perempuan itu mengatakan dia datang untuk mendukung Brittany karena, sekarang setelah Higgins melapor ke polisi, dia tahu betapa sulitnya jalan untuk menempuh sistem peradilan pidana.
Britanny mengatakan dia merasa ada tekanan untuk tidak melanjutkan kasus ini melalui pengaduan resmi karena takut kehilangan pekerjaannya.
Perdana Menteri Scott Morrison meminta maaf untuk cara penanganan masalah tersebut dan mengatakan dia telah bertanya pada stafnya seputar apa yang mereka ketahui soal insiden tersebut.
Tuduhan terbaru ini menyusul laporan program ABC Four Corners pada November 2020 lalu tentang budaya pelecehan terhadap perempuan di gedung parlemen Australia, termasuk tuduhan terhadap dua menteri dalam pemerintah yang tidak terkait dengan kasus Britanny Higgins. (ds/sumber ABC News.com)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Sistem Pembayaran TPK Koja Terganggu, Pengusaha Angkutan Kontainer Merugi
- Rumah Bupati Baru Indramayu Kebanjiran
- Sinergi 4 Anak Perusahaan Pelindo bidang Pemeliharaan Alat
- Lelah Kerja Seharian, Calon Penumpang KRL Antre di Stasiun JakartaKota
- Letih dan Perut Lapar, Banyak Calon Penumpang KRL Lesehan sambil Makan di Stasiun Manggarai
- Sistem Pembayaran Error: PPJK Pertanyakan Tanggungjawab TPK Koja atas biaya yang timbul
- Jalan di Pamekasan Madura Ambles Sepanjang 20 Meter Usai Hujan Deras
- PKS: Anies Baswedan 3 Kali Surati DPRD Minta Lepas Saham Bir Delta
- Pakai KRL, Ratusan Pekerja itu Tiba di Stasiun Tambun dan Disambut Ajakan Pengemudi Angkot dan Ojek Motor
- Ini 4 Jenis Vaksin Corona yang Tak Boleh Digunakan Vaksinasi Mandiri