Fakta Varian Baru Covid-19 B1525 yang Terdeteksi di Malaysia

Jakarta (aksi.id) - Malaysia dilaporkan telah mendeteksi dua kasus mutasi baru virus corona SARS-CoV-2 yang dikenal sebagai B.1.525. Varian itu ditemukan pada dua orang yang telah melakukan perjalanan dari Dubai, Uni Emirat Arab.
Berikut sejumlah fakta terkait dengan varian tersebut:
Lebih menular
Melansir CNA, seorang pejabat kesehatan senior Malaysia mengatakan varian B.1.525 lebih dapat menular. Sebab, varian itu memiliki mutasi lonjakan protein E484K dan rangkaian penghapusan protein serupa yang terlihat pada varian virus yang pertama kali terdeteksi di Inggris, yang dikenal B.1.1.7.
Varian B.1.1.7 yang telah terdeteksi di Indonesia lebih menular dan mematikan dari versi khas virus yang menyebabkan Covid-19, yakni virus corona SARS-CoV-2 yang ditemukan di Wuhan, China. Persentasenya berkisar 30 sampai 70 persen.
Mengurangi efektivitas vaksin
Otoritas kesehatan di Inggris dan negara lain mengatakan mutasi E484K berpotensi mengurangi efektivitas vaksin. Melansir BMJ, E484K disebut escape mutation karena membantu virus melewati pertahanan kekebalan tubuh.
Varian baru dengan E484K secara substansial meningkatkan jumlah antibodi serum yang diperlukan untuk mencegah infeksi sel. Varian baru yang lebih mudah ditularkan membuat kombinasi virus yang menyebar lebih cepat serta meningkatkan kemampuan menghindari kekebalan.
Ditemukan akhir 2020
Melansir Cov Lineages, varian B.1.525 pertama kali dilaporkan oleh Inggris pada 15 Desember 2020. Lima hari kemudian, Nigeria juga mengaku menemukan varian itu. Saat ini, suda ada 24 negara, termasuk Malaysia yang melaporkan mendeteksi varian itu.
Mirip varian paling berbahaya saat ini
Melansir The Scientist, varian B.1.525 dinilai memiliki kemiripan dengan varian B.1.1.7, Afrika Selatan (B.1.351), dan Brasil (B.1.1.28/ P1). Sebab, varian B.1.525 memiliki mutasi pada lonjakan protein yang disebut E484K.
Sebelumnya, Virus corona varian B1525 yang diteliti peneliti dari University of Edinburgh Inggris mencermati genom di 10 negara termasuk Denmark, Amerika Serikat, Australia, dengan 32 kasus ditemukan di Inggris.
B1525 punya kemiripan genom dengan varian B117 dan mengandung beberapa mutasi yang dikhawatirkan peneliti, termasuk mutasi E484K pada protein yang ditemukan di permukaan virus yang berperan penting untuk penetrasi ke dalam sel.
Mutasi E484K merupakan varian virus corona yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil. Mutasi ini dinilai berbahaya sebab membantu virus menghindari antibodi dan diketahui memberi tingkat resistensi terhadap beberapa vaksin.
(lia/sumber:cnnindonesia.com)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Rayakan Masa Liburan Sekolah Bersama Kids Fun Menu Persembahan Kuliner Kereta
- Polsek Bantargebang Tunjukkan Aksi Bela Diri Terbaik Dalam kejuaraan Kapolres Metro Bekasi Kota Cup
- Robot Humanoid hingga Robot Dog, Polri Tampilkan Inovasi Teknologi Jelang Hari Bhayangkara
- Mulai 1 Juli 2025, CommuterLine Basoetta hanya 39 Menit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tambah 70 Perjalanan Per Hari
- Anak Aniaya Ibu Kandung Gegara Gagal Pinjam Motor, Terancam 5 Tahun Penjara
- Insiden KRL dan Truk di Tangerang: KAI Imbau Masyarakat Lebih Tertib di Perlintasan Sebidang
- KAI Commuter dan DJKA Operasikan Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang
- KAI Services Akan Tata Perparkiran di Stasiun Cikampek
- AstraPay Dorong Inklusi Keuangan dan Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Ekonomi Digital
- Surabaya Unggul, KAI Logistik Perkuat Kinerja di Jawa Timur lewat Kemitraan dan Layanan Inovatif
