Terungkap Misteri Vaksin AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah

Jakarta (aksi.id) - Beberapa regulator obat-obatan dan vaksin di dunia menemukan vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford rupanya memiliki hubungan dengan masalah pembekuan darah.
Salah satunya Badan Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency/EMA). Meski begitu, direktur eksekutif EMA Emer Cooke pada Rabu (7/4/2021) mengatakan efek samping pembekuan darah jarang terjadi, dan manfaat vaksin masih lebih besar daripada resikonya.
"Kasus ini jelas menunjukkan salah satu tantangan yang ditimbulkan dengan kampanye vaksinasi skala besar," katanya, dikutip dari CNBC International. "Ketika jutaan orang menerima vaksin ini, kejadian yang sangat jarang dapat terjadi yang tidak teridentifikasi dalam uji klinis."
Para peneliti juga belum tahu secara spesifik apa menyebabkan penggumpalan darah, tetapi satu penjelasan yang masuk akal adalah bahwa vaksin menyebabkan respons kekebalan pada beberapa orang. Cooke mengatakan hal ini serupa dengan pasien yang diobati dengan heparin, yang disebut trombositopenia yang diinduksi heparin.
Regulator obat Inggris, Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA), juga mengatakan serupa. Badan itu mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara vaksin AstraZeneca-Oxford dengan kasus pembekuan darah.
Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi Inggris mengatakan masyarakat di bawah 30 tahun yang tidak memiliki kondisi kesehatan harus mendapatkan vaksin yang berbeda jika memungkinkan.
Di sisi lain, sub-komite Covid-19 dari Komite Penasihat Global WHO untuk Keamanan Vaksin (GACVS) bertemu untuk meninjau informasi terbaru dari EMA, MHRA, dan regulator obat-obatan lainnya.
"Berdasarkan informasi saat ini, hubungan kausal antara vaksin dan terjadinya pembekuan darah dengan trombosit rendah dianggap masuk akal tetapi belum dikonfirmasi," kata GACVS, dikutip dari AFP.
"Studi khusus diperlukan untuk memahami sepenuhnya hubungan potensial antara vaksinasi dan kemungkinan faktor risiko," kata WHO. "Meskipun mengkhawatirkan, peristiwa yang sedang dinilai sangat jarang terjadi, dengan jumlah yang rendah dilaporkan di antara hampir 200 juta orang yang telah menerima vaksin AstraZeneca Covid-19 di seluruh dunia."
"Kami yakin keseimbangan manfaat-risiko sangat berpihak pada vaksin. Tidak ada yang berubah dalam nasihat kami, yaitu terus melakukan vaksinasi."
WHO juga menyarankan masyarakat yang memiliki efek samping parah setelah menerima vaksin AstraZeneca-Oxford untuk segera mencari bantuan medis.
Menurut GACVS, efek samping parah termasuk sesak napas, nyeri dada, pembengkakan kaki, sakit perut yang terus-menerus, gejala neurologis, seperti sakit kepala parah dan terus-menerus atau penglihatan kabur, dan bercak darah kecil di bawah kulit di luar tempat suntikan. (ny/Sumber: CNBCIndonesia)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Mulai 1 Juli 2025, CommuterLine Basoetta hanya 39 Menit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tambah 70 Perjalanan Per Hari
- KAI Services Akan Tata Perparkiran di Stasiun Cikampek
- Insiden KRL dan Truk di Tangerang: KAI Imbau Masyarakat Lebih Tertib di Perlintasan Sebidang
- KAI Commuter dan DJKA Operasikan Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang
- AstraPay Dorong Inklusi Keuangan dan Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Ekonomi Digital
- Surabaya Unggul, KAI Logistik Perkuat Kinerja di Jawa Timur lewat Kemitraan dan Layanan Inovatif
- KAI Logistik Siapkan Strategi Hadapi Lonjakan Pengiriman Motor Selama Libur Panjang dan Tahun Ajaran Baru
- Skandal Upah dan PHK di Perum Percetakan Negara RI: Direksi PNRI Terancam Dilaporkan ke Polisi
- Catat Pertumbuhan 41% hingga Mei 2025, KAI Logistik Perluas Jangkauan Logistik Lintas Pulau Hingga ke Jayapura
- Aksi Bela Diri IPDA Hari Saktiawan Polsek Bantargebang Bikin Penonton Tegang
