Jutaan Orang di Amerika Menganggur Gegara Takut Kembali Kerja
Jakarta (aksi.id) - Setelah lebih dari satu tahun bertahan dari pandemi corona, jutaan orang Amerika Serikat (AS) masih menganggur. Padahal, ekonomi mulai dibuka kembali.
Ternyata pengusaha masih memiliki tantangan lain, yakni kesulitan untuk mencari pegawai. Dilansir dari AFP, pasalnya sebagian orang Amerika yang menganggur menahan diri untuk masuk kembali ke dunia kerja.
"Ini adalah paradoks untuk krisis covid. Kami melihat beberapa bulan mendatang ada ketidakseimbangan antara pembukaan pekerjaan dan permintaan," Gregory Daco, Kepala ekonom AS dari Oxford Economics, Rabu (21/4).
Ekonomi AS telah mulai pulih karena vaksin covid-19 yang memungkinkan bisnis kembali normal. Perusahaan mulai merekrut untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Sayangnya, analis melihat tidak semua pekerja yang menganggur siap untuk kembali ke pekerjaan mereka.
"Masalah utamanya adalah saat ini masih pandemi, dan ada kekhawatiran besar di antara pencari kerja tentang kesehatan dan keselamatan di tempat kerja," kata Julia Pollak, ekonom situs pencari kerja ZipRecruiter.
Seperempat populasi AS telah divaksinasi penuh, jauh di atas Eropa dan banyak negara ekonomi besar lainnya. Namun, tiga perempat warga tetap berisiko tertular covid-19.
Pandemi corona menghilangkan 22 juta pekerjaan di ekonomi terbesar dunia. Namun, lebih dari setengahnya yakni 14 juta telah kembali.
Sayangnya, hampir 17 juta orang masih menerima bantuan pengangguran dari pemerintah, termasuk pekerja mandiri, dan banyak yang bekerja paruh waktu karena mereka tidak dapat mendapatkan pekerjaan penuh waktu.
Daco mengatakan kekurangan pekerja terlihat di berbagai sektor, termasuk beberapa yang paling terpukul oleh gelombang PHK, seperti ritel, layanan makanan, perhotelan, dan hiburan.
Dalam survei bisnis AS yang dilakukan antara akhir Februari dan awal April, Federal Reserve mencatat perekrutan karyawan tetap menjadi tantangan, terutama untuk pekerja dengan upah rendah atau per jam.
Pollak pun mengatakan beberapa pekerja juga takut jika mereka mengambil pekerjaan, mereka akan dipecat lagi.
"Banyak orang mengalami PHK sebagai pukulan yang sangat berat. Mereka tidak terburu-buru untuk kembali ke posisi rentan, terutama karena manfaat yang diperpanjang dan diperluas memberi mereka sedikit waktu," kata Pollak.
(lia/sumber:cnnindonesia.com)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Arus Balik Kendaraan Masih Normal, Korlantas Tunda Rekayasa One Way
- Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Evaluasi Mudik dan Persiapan Mudik Balik 2024
- Terpantau Tren Kenaikan Volume Pengguna Commuter Line, KAI Commuter Lakukan Penyesuaian Akses Keluar Masuk Di Stasiun Bogor
- Jasa Raharja Serahkan Santunan Meninggal Dunia Kepada Satu Ahli Waris Korban Laka Km 58 yang Teridentifikasi
- Layani Lebih dari 250 Ribu Pengguna Commuter Line Jabodetabek Hingga Pukul 15.00 WIB, KAI Commuter Imbau Jaga Keselamatan Dalam Menggunakan Commuterline
- Tembus 31 Ribu Lebih Pengguna KRL Jabodetabek Turun Di Stasiun Bogor, KAI Commuter Imbau Selalu Awasi Anak dan Barang Bawaan
- Jasa Raharja Serahkan Santunan Korban Kecelakaan di KM 370 A Tol Batang-Semarang
- Normalisasi Terus Dilakukan, Jalur Rel Sudah Bisa Dilalui Dua Arah
- Begini Situasi Hari Pertama Arus Balik Lebaran 2024
- Masih Terus Meningkat, Lebaran Hari Keempat Pengguna Commuter Line di Wilayah 6 Yogyakarta Tembus 300 Ribu Lebih