press enter to search

Kamis, 18/04/2024 09:57 WIB

Jutaan Orang di Amerika Menganggur Gegara Takut Kembali Kerja

Dahlia | Kamis, 22/04/2021 10:44 WIB
Jutaan Orang di Amerika Menganggur Gegara Takut Kembali Kerja Foto: ilustrasi

Jakarta (aksi.id) - Setelah lebih dari satu tahun bertahan dari pandemi corona, jutaan orang Amerika Serikat (AS) masih menganggur. Padahal, ekonomi mulai dibuka kembali.

Ternyata pengusaha masih memiliki tantangan lain, yakni kesulitan untuk mencari pegawai. Dilansir dari AFP, pasalnya sebagian orang Amerika yang menganggur menahan diri untuk masuk kembali ke dunia kerja.

"Ini adalah paradoks untuk krisis covid. Kami melihat beberapa bulan mendatang ada ketidakseimbangan antara pembukaan pekerjaan dan permintaan," Gregory Daco, Kepala ekonom AS dari Oxford Economics, Rabu (21/4).

Ekonomi AS telah mulai pulih karena vaksin covid-19 yang memungkinkan bisnis kembali normal. Perusahaan mulai merekrut untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Sayangnya, analis melihat tidak semua pekerja yang menganggur siap untuk kembali ke pekerjaan mereka.

"Masalah utamanya adalah saat ini masih pandemi, dan ada kekhawatiran besar di antara pencari kerja tentang kesehatan dan keselamatan di tempat kerja," kata Julia Pollak, ekonom situs pencari kerja ZipRecruiter.

Seperempat populasi AS telah divaksinasi penuh, jauh di atas Eropa dan banyak negara ekonomi besar lainnya. Namun, tiga perempat warga tetap berisiko tertular covid-19.

Pandemi corona menghilangkan 22 juta pekerjaan di ekonomi terbesar dunia. Namun, lebih dari setengahnya yakni 14 juta telah kembali.

Sayangnya, hampir 17 juta orang masih menerima bantuan pengangguran dari pemerintah, termasuk pekerja mandiri, dan banyak yang bekerja paruh waktu karena mereka tidak dapat mendapatkan pekerjaan penuh waktu.

Daco mengatakan kekurangan pekerja terlihat di berbagai sektor, termasuk beberapa yang paling terpukul oleh gelombang PHK, seperti ritel, layanan makanan, perhotelan, dan hiburan.

Dalam survei bisnis AS yang dilakukan antara akhir Februari dan awal April, Federal Reserve mencatat perekrutan karyawan tetap menjadi tantangan, terutama untuk pekerja dengan upah rendah atau per jam.

Pollak pun mengatakan beberapa pekerja juga takut jika mereka mengambil pekerjaan, mereka akan dipecat lagi.

"Banyak orang mengalami PHK sebagai pukulan yang sangat berat. Mereka tidak terburu-buru untuk kembali ke posisi rentan, terutama karena manfaat yang diperpanjang dan diperluas memberi mereka sedikit waktu," kata Pollak.

(lia/sumber:cnnindonesia.com)

Keyword Warga AS