press enter to search

Jum'at, 29/03/2024 00:39 WIB

Sebulan di Pengungsian, Korban Longsor di Bogor Kelelahan dan Diserang ISPA

Redaksi | Minggu, 02/02/2020 19:51 WIB
Sebulan di Pengungsian, Korban Longsor di Bogor Kelelahan dan Diserang ISPA Pengungsi di Bogor. (ist)

BOGOR (Aksi.id) - Sebulan pascabencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Bogor awal Januari lalu, sejumlah permasalahan terus bermunculan di lokasi pengungsian, salah satunya dari sisi kesehatan. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, masyarakat terdampak bencana yang berobat ke puskesmas atau pos kesehatan, tercatat sebanyak 19.647 jiwa, dimana 96 orang diantaranya harus rawat inap.

"Sebagian besar masyarakat yang berobat ke pos kesehatan adalah kelelahan diikuti ISPA dan dermatitis. Peningkatan penyakit sebagai akibat kondisi pengungsian, mulai terlihat seperti ISPA dan dermatitis," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Mike Kaltarina.

Dia menyebutkan, terdapat 10 besar jenis penyakit yang dikeluhkan pengungsi, yakni malaise and fatigue atau kelelahan sebanyak 2.041 orang (12 persen), inspeksi saluran pernafasan atas (ISPA) sebanyak 1.983 orang (12 persen), dermatitis sebanyak 1.913 orang (11 persen), myalgia sebanyak 1.861 orang (11 persen),dan sakit kepala sebanyak 1.811 orang (11 persen).

Selanjutnya, gastritis sebanyak 1.797 orang (11 persen), demam sebanyak 1.728 orang (10 persen), common cold sebanyak 1.635 orang (10 persen), hipertensi sebanyak 1.179 orang (7 persen), dan luka lecet sebanyak 812 orang (5 persen).

"Berbagai upaya telah dilakukan,di antaranya pengobatan terdampak bencana, pembukaan posko kesehatan, penjangkauan kesehatan pada daerah tersulit, distribusi tenaga medis dan paramedis, disertai obat-obatan," ungkapnya.

Sementara itu, Dandim 0621/Kabupaten Bogor Letkol Inf Harry Eko Sutrisno selaku Incident Commander (IC) menyebutkan, korban meninggal saat bencana 8 orang, 3 orang hilang, dan korban meninggal pasca bencana 7 orang.

"Dalam acara penyerahan masa berakhirnya tanggap darurat bencana ada 23 jenis penyakit yang terdeteksi oleh posko kesehatan di lokasi bencana. Pengobatan terbanyak yang dilakukan di posko kesehatan sejauh ini adalah pasien yang kelelahan," jelasnya.

Sementara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Yani Hasan, mengatakan, hasil assesment yang dilakukan pihaknya selama lebih dari tiga pekan, terdapat 3.723 rumah warga rusak akibat bencana awal tahun.

"Jumlah itu tersebar di 26 kecamatan se Kabupaten Bogor yang terdapat titik-titik bencana. Karena kita mendata di seluruh titik," ungkapnya.

Ia menyebutkan, hingga 30 Januari 2020, sebanyak 20 ribu orang telah meninggalkan rumahnya, baik karena terkena bencana, terdampak, dan rawan akan terkena bencana kembali.

"Dari hasil pendataan, ada 410 rumah yang terancam bencana. Semuanya ada di wilayah Kabupaten Bogor bagian Barat, terutama Kecamatan Sukajaya. Jumlah yang mengungsi itu, artinya mereka meninggalkan rumah, ada yang tinggal di tenda atau di rumah saudara," pungkasnya. (ds/sumber sindonews.com)