MRT Jakarta Pastikan 2 Ribu Pekerja Ikuti Protokol Kesehatan

JAKARTA (aksi.id) – Sejak tertunda selama tiga bulan karena pandemi Covid-19, Konstruksi proyek MRT Fase II Bundaran HI-Kota paket CP201 sudah mulai di kerjakan pada 15 Juni lalu.
Paket ini merupakan pembangunan terowongan dan jalur MRT bawah tanah yang akan menghubungkan Bundaran HI sampai Harmoni.
Salah satu yang menjadi perhatian pihaknya, adalah memastikan protokol kesehatan saat mereka memasuki Jakarta.
Karena ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), lanjut William, semua yang masuk ke Jakarta mereka minta lakukan seluruh pemeriksaan dan protokol kesehatan.
Dengan molornya pembangunan selama tiga bulan, William memprediksi, Fase II CP201 akan selesai paling lambat Maret 2025. Target awalnya, proyek ini bisa selesai Desember 2024. “Tiga bulan tidak ada kegiatan, otomatis waktu dimulai pekerjaan pada Juni,” jelasnya.
Konsorsium Shimizu Adhi Karya JV (SAJV) yang akan menggarap paket CP201. Ikut Mundur William memastikan, paket kontrak CP202 hingga CP207 juga akan mengalami perlambatan lantaran proses lelang yang juga mundur.
“Kami juga antisipasi peningkatan pembiayaan pada saat proses pelelangan dilakukan di fase ini. Ini memungkinkan operational stage, atau penyelesaian MRT dari Harmoni ke Kota baru bisa diselesaikan Maret 2026,” katanya.
Sebagai informasi, pembangunan fase 2 dimulai dengan pembangunan D-Wall untuk Gardu Induk (Recipient Substation) di kawasan Monas selesai pada September 2019 lalu.
Pembangunan Fase 2 terdiri dari dua tahap. Yaitu tahap pertama fase 2A, meliputi jalur utama sepanjang sekitar 5,8 kilometer dengan enam stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok) dan satu stasiun at grade (Kota).
Dalam fase 2A ini juga dilakukan penyediaan CP205 sistem perkeretaapian dan rel (railway systems and trackwork) serta CP 206 kereta (rolling stock). Kedua, fase 2B yang terdiri dari Stasiun Kota, Mangga Dua, Gunung Sahari, dan Ancol hingga Depo di Ancol Barat sekitar 5,2 kilometer.
Fase 2B ini masih dalam tahap studi kelayakan. Selain membangun infrastruktur jalur utama kereta, pembangunan fase 2 juga akan meliputi penataan kembali area Jalan Gajah Mada-Jalan Hayam Wuruk. Yakni, pelebaran akses pejalan kaki dan pesepeda, termasuk penyediaan rak sepeda di setiap stasiun MRT Jakarta.
Juga, area turun naik penumpang (drop on/ off) untuk bus non-BRT, mobil yang membawa penumpang prioritas, dan logistik. Selain itu, pembangunan kembali halte-halte BRT Transjakarta yang terintegrasi secara fisik ke akses masuk stasiun MRT Jakarta.
Seperti yang sudah dilakukan di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia dengan Halte BRT Transjakarta Bundaran HI. Sejumlah gedung sepanjang koridor akan terintegrasi langsung dengan stasiun MRT Jakarta. Serta dapat digunakan sebagai area menurunkan penumpang (kiss and ride). (dan/rmco/foto: ilustrasi)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Mulai 1 Juli 2025, CommuterLine Basoetta hanya 39 Menit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tambah 70 Perjalanan Per Hari
- KAI Services Akan Tata Perparkiran di Stasiun Cikampek
- Insiden KRL dan Truk di Tangerang: KAI Imbau Masyarakat Lebih Tertib di Perlintasan Sebidang
- KAI Commuter dan DJKA Operasikan Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang
- AstraPay Dorong Inklusi Keuangan dan Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Ekonomi Digital
- Surabaya Unggul, KAI Logistik Perkuat Kinerja di Jawa Timur lewat Kemitraan dan Layanan Inovatif
- KAI Logistik Siapkan Strategi Hadapi Lonjakan Pengiriman Motor Selama Libur Panjang dan Tahun Ajaran Baru
- Skandal Upah dan PHK di Perum Percetakan Negara RI: Direksi PNRI Terancam Dilaporkan ke Polisi
- Catat Pertumbuhan 41% hingga Mei 2025, KAI Logistik Perluas Jangkauan Logistik Lintas Pulau Hingga ke Jayapura
- Aksi Bela Diri IPDA Hari Saktiawan Polsek Bantargebang Bikin Penonton Tegang
