press enter to search

Sabtu, 27/07/2024 10:39 WIB

Pesantren Nuu Waar AFKN di Bekasi itu Siapkan SDM untuk Bangun Indonesia Timur Sekaligus Rawat NKRI

Redaksi | Sabtu, 04/07/2020 11:40 WIB
Pesantren Nuu Waar AFKN di Bekasi itu Siapkan SDM untuk Bangun Indonesia Timur Sekaligus Rawat NKRI Pemancangan tiang pertama Masjid Agung Nuu Waar, Pondok Pesantren Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) dihadiri Duta Besar Arab Saudi Osama bin Muhammad Abdullah Al Shuaib.

BEKASI (Aksi.id) - Nama KH Fadlan Garamatan kesohor di hati publik. Pria kelahiran Fakfak, Papua Barat,  terkenal tidak hanya sebagai pendakwah, tetapi juga berjuang keras membangun SDM Indonesia di bagian timur, terutama Papua dan Papua Barat.

Dikenal sebagai ustadz `Sabun Mandi` karena mendakwahkan Islam melalui teknik mandi menggunakan sabun, dia telah mengislamkan puluhan ribu warga Papua, termasuk kepala suku.

Dakwah itu dilaluinya dengan menerjang ombak ganas lautan dan sungai, serta menjelajahi hutan belantara, dengan segala tatangan dan rintangannya.

.

Dia juga telah dan terus mendidik belasan ribu SDM dari kawasan timur Indonesia. Ribuan anak dan remaja ditampung, dididik di pesantren hingga perguruan tinggi di seluruh Indonesia serta disalurkan kerja.

Anak-anak itu diberikan transportasi gratis dari kampung halaman ke pesantren,  juga mengikuti pendidikan gratis, juga pakaian dan berbagai keperluan sekolah serta makan tanpa biaya sepeser pun.

Foto: ROL/Agung Sasongko

Rekrutmen SDM untuk mengikuti pendidikan itu dilaksnakan oleh cabang Yayasan AFKN, yang tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Papua Barat.

 Aksi dakwah dan pendidikan itu dikendalikannya dari Ponpes Nuu Waar AFKN di Setu, Kabupaten Bekasi. Di atas lahan seluas 30 hektar, berdiri sejumlah bangunan untuk menampung ribuan santri, yang 80 persen di antaranya berasal dari Papua dan Papua Barat.

 Saya beberapa kali bersilaturahim dengan KH Fadlan Garamatan di rumahnya di kompleks pesantren. Di rumah kecil dan sederhana itu, beliau biasa menerima tamu.

Sabtu pagi, 4 Juli 2020, saya bersama dua sahabat mengunjungi kembali Presiden Yayasan Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) tersebut. Dengan mengenakan sarung, kaos putih dan songkok putih, beliau tampak sedang mengecek sejumlah fasilitas pesantren sekaligus meninjau proses pembangunan sejumlah fasilitas.

 Dengan hangat dan ramah, pria yang menyelesaikan pendidikan tinggi di Makassar, Sulawesi Selatan, tersebut banyak memberikan sejumlah ilmu. Ditemani teh hangat, KH Fadlan juga menceritakan proses pembangunan fasilitas pesantren.

Beliau bahkan mengajak kami berkeliling ke seluruh lokasi, yang dikeliling oleh hamlaran sawah dan perkebunan.

 Lokasi pertama adalah masjid agung, yang masih terus dikerjakan pembangunannya. Di proyek masjid tersebut, terdapat spanduk ucapan selamat datang kepada Kapolda Metro Jaya.

Pemancangan tiang pertama Masjid Agung Nuu Waar dilakukan pada Sabtu (20/01/2019). Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Muhammad Abdullah Al Shuaib didaulat meresmikan pemancangan pertama masjid  tersebut.

“Masjid ini penting karena selain untuk shalat, masjid ini juga untuk pengembangan dakwah ke seluruh wilayah pelosok,” kata Osama di Pondok Pesantren Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), Setu, Bekasi, Sabtu (20/01/2018).

Dalam kesempatan itu duta besar Arab Saudi juga berjanji akan memberikan dukungan finansial untuk pembangunan Masjid Agung Nuu Waar. Selama ini pihak AFKN juga telah menggalang donasi dari masyarakat untuk menyukseskan pembangunan itu.

Ustadz Fadlan Garamatan menuturkan Masjid Agung Nuu Waar akan memiliki bentuk yang berbeda dengan masjid di Indonesia pada umumnya. Masjid itu rencananya akan berbentuk kubus. “Masjid ini bentuknya seperti ka’bah,” ujarnya.

Masjid Agung Nuu Waar didesain memiliki empat sisi yang masing-masing memiliki ukuran yang sama. Dengan panjang sisi 40 meter, masjid itu akan memiliki lima lantai.

Ustadz Fadlan mengungkapkan, ruang utama Masjid Agung Nuu Waar nantinya akan berada di lantai dua. Tak hanya difungsikan untuk pelaksanaan shalat, sebagian ruang masjid itu juga akan digunakan sebagai tempat belajar mengajar.

Ustadz Fadlan mengemukakan masjid ini dapat difungsikan untuk manasik haji atau umroh. Karenanya sekitar masjid akan dibangun sejumlah fasilitas termasuk untuk sai dan penginapan eksekutif jamaah.

Di dalam masjid juga sedang diselesaikan  sejumlah ruang pertemuan untuk 100-500 jamaah. Sedangkan auditorium akan mampu menampung sekitar 1.000 orang.

 Dia  menjelaskan masjid ini akan menjadi ikon Bekasi sekaligus Jawa Barat. "Bahkan mungkin Indonesia, karena insya Allah menjadi masjid yang berbentuk Ka`bah dan dapat difungsikan untuk latihan tawaf," tuturnya.

Di masjid itu, akan dibangun pula perpustakaan digital. "Kami masih menunggu bantuan dari sponsor dalam pembangunan dannoperasional perpustakaan digital ini," jelasnya.

Dengan perpustakaan digital dan proses belajar mengajar berformat internet, beliau mengutarakan maka akan santri dapat lebih kuat lagi  menyerap ilmu agama dan pengetahuan umum.

Selain itu, dia mengutarakan di pesantren akan dibangun stadion mini, perkebunan, pertanian dan peternakan. "Karenanya, santri akan diajari kompetensi dalam hal internet, argoindustri serta kewirausahaan lainnya," ujarnya.

Fadlan mengutarakan dengan terus dididik dan lahirnya santri penghafal Alquran dan berkompetensi dalam aspek ilmu pengetahuan umum serta kewirausahaan, maka akan memperkuat pembangunan kawasan timur Indonesia.

"Sebagai putera-puteri terbaik Indonesia, mereka akan membangun kawasan timur Indonesia, mengelola sumber daya alam di sana, termasuk Indonesia. Karenanya, mereka juga akan menjadi garda terdepan merawat NKRI," tegasnya.

Gratis

Dengan menyelenggarakan rekrutmen santri dan menggelar pendidikan gratis bagi putra-puteri Indonesia di kawasan timur, serta membiayai kehidupan mereka setiap hari, dari mana KH Fadlan mendapatkan uang?

"Janji Allah Swt sellau benar. Alhamdulillah, selalu saja ada donatur, yang tergerak hatinya untuk berderma," tuturnya.

Meski demikian, dia mengakui dibutuhkan dana besar untuk menggelar pendidikan seperti itu, juga butuh dana gede untuk berdakwah keliling Indonesia, termasuk kawasan timur negeri ini.

"Puluhan miliar rupiah dibutuhkan. Saya pasrahkan kepada Allah Jalla Jalaluh kepada siapa kedernawanan akan terus tumbuh. Kepada siapa, surga akan mendekat," tuturnya.