Tim Peneliti China Sebut Virus Corona Berasal dari India
SHANGHAI (aksi.id) - Asal muasal virus corona atau SARS-Cov-2 masih menjadi misteri. Selama ini, anggapan umum yang beredar bahwa wabah virus itu berasal dari Wuhan, China.
Namun, tim peneliti asal China yang diketuai Dr Shen Libing memiliki pandangan berbeda. Dalam penelitian berjudul `The Early Cryptic Transmission and Evolution of SARS-CoV-2 in Human Hosts` yang diterbitkan The Lancet, mereka menilai pendekatan untuk melacak asal virus corona selama ini keliru karena memakai virus yang ada di kelelawar di Yunnan, China beberapa tahun lalu.
Menurut mereka, virus yang ada di kelelawar bukan nenek moyang dari virus yang masuk ke manusia. Pendekatan ini dinilai mereka gagal melacak asal usul dari pandemi.
Mereka menawarkan metode baru dengan menghitung jumlah mutasi dalam setiap strain virus. Mereka mengklaim strain yang lebih sedikit bisa menunjukkan asal mula virus. Ada 17 negara yang menjadi objek penelitian.
Penelitian itu menyebut ada delapan negara dengan mutasi paling sedikit, yaitu Australia, Bangladesh, Yunani, AS, Rusia, India, Italia, dan Ceko. Namun, area asal muasal wabah harus mempunyai keragaman genetik yang luar biasa. India dan Bangladesh menjadi yang potensial.
Mereka menyebut, populasi India yang banyak berusia muda dengan kondisi cuaca yang ekstrem menciptakan kondisi yang dibutuhkan bagi transmisi virus ke manusia.
"Hasil penelitian kami menunjukkan Wuhan bukan tempat transmisi virus antar manusia pertama kali terjadi. Berdasarkan informasi geografis dengan strain yang paling sedikit bermutasi dan keanekaragaman strain menunjukkan anak Benua India mungkin menjadi tempat penularan SARS-CoV-2 antar manusia yang paling awal terjadi, sekitar tiga atau empat bulan sebelum wabah Wuhan," tulisnya dikutip dari The Sun, Sabtu (28/11/2020).
Penelitian tersebut langsung dibantah virolog India, Mukesh Thakur. Menurut dia, penelitian tersebut memiliki kesimpulan yang salah.
Profesor Ilmu Genetika Manusia dan Biostatistik UCLA, Marc Suchard menilai, penelitian atas strain virus secara acak yang digunakan itu tidak mungkin mengetahui nenek moyang dari virus.
Suchard menilai metode itu memang cukup menjanjikan, namun ketidakpastiannya juga sangat besar.
Saat ini, kebenaran yang diterima secara umum di kalangan ilmuwan adalah virus tersebut berpindah dari hewan ke manusia di Pasar Grosir Seafood Huanan di Wuhan. Di pasar tersebut, banyak satwa liar dijual dari kelelawar hingga ular.
Para ilmuwan saat ini masih mencari hewan yang membawa Covid-19 pertama kali. Sejauh ini, penelitian baru sampai pada adanya genetik identik antara virus corona yang ada di manusia dengan di kelelawar. Hasil penelitian itu diterbitkan Institut Virologi Wuhan. (lia/sumber:inews.id)
Artikel Terkait :
-Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Jasa Raharja Jawa Barat Hadiri Rapat Koordinasi dengan Pertamina
- Jasa Raharja Bekasi Sosialisasi Disiplin Keselamatan Berlalu Lintas dan Santunan Kecelakaan Kepada Guru SMAN 1 Setu
- 3.454 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Aksi Buruh di Jakarta
- Dukung Timnas di Piala Asia U23, KAI Commuter Adakan Nobar di Stasiun BNI City
- Jasa Raharja Jawa Barat bersama Mitra Kerja Terkait Gelar Safety Riding Bagi Pengemudi Grab Jabar
- Jasa Raharja Turut Berperan Aktif Bersama Korlantas Polri Wujudkan Kamseltibcarlantas dalam World Water Forum ke-10 di Bali
- Polisi Gerebek Home Industry Narkoba Sinte di Sentul
- Optimalkan Keselamatan Pelayaran, Ditjen Hubdat Atur Penyelenggaraan Pelabuhan Sungai, Danau dan Zonasi Kawasan Penyeberangan
- Polsek Tanah Abang Amankan Pelaku Pembuang Jasad Bayi di Kali Banjir Kanal Barat
- Polres Metro Depok Ungkap Kasus Peredaran Sabu dan Liquid Ganja