Dilarang Mudik, Agen Bus: Selama Covid Bawa Pulang untuk Keluarga cuma Rp 20 Ribu

BEKASI (aksi.id) - Sebagai penyelenggara angkutan umum bus antarkota antarpropinsi (AKAP) sejumlah agen tiket juga mengalami dampak dilarangnya mudik.
Jumlah penumpang yang menurun akibat pandemi Covid-19 dan melihat kejadian pada musim mudik yang dilarang pada tahun 2020 lalu, sejumlah agen tiket dan kru yang mencari nafkah sehari-hari demi kebutuhan keluarga, berharap tidak ada larangan mudik di tahun 2021 ini.
"Penghasilan kami dari penumpang(lebaran)!.. Paling kita bawa pulang selama covid ini Rp30 ribu, kadang Rp20 ribu," kata pengurus agen PO Putri Candi kepada BeritaTrans.com dak aksi.id di Terminal Bekasi, Jumat (2/3/2021).
Zukri menjelaskan gajinya dan beberapa karyawan yang didapat dari keadaan penumpang harus disyukuri walau menurun jauh.
Dari Terminal Terpadu Bekasi, bus yang akan menaikkan sejumlah penumpang dari Jabodetabek itu sekarang saat ini hanya memberangkatkan satu bus dalam satu hari. Padahal sebelum pandemi akan tersedia dua bus yang diberangkatkan.
"Biasanya kan dua. Ini cuma satu, satu pun enggak penuh kadang lima orang, kadang empat orang, paling banyak itu sepuluh orang," kata pria yang sudah 20 tahun menggantung nafkah di terminal tersebut.
Belum lagi, dia juga harus memikirkan karyawan lain yang juga ikut membantunya.
Warga Pedurenan, Bakasi itu menyebutkan bahwa karyawan di loketnya ada sebanyak lima orang dan juga harus memenuhi kebutuhan keluarganya masing-masing.
Pria 42 tahun ini meminta tidak ada larangan berpergian atau larangan beroperasinya bus AKAP saat larangan mudik 6-17 Mei 2021 mendatang.
Dia juga menyebutkan, pihaknya bersama penyelenggara angkutan lain yang ada di terminal, akan tegas mengikuti protokol kesehatan secara ketat. Hal itu jika diizinkannya beroperasi pada lebaran nanti.
Belajar dari larangan beroperasi dan ditutupnya terminal pada tahun 2020 lalu, banyak angkutan logistik yang secara diam-diam mengangkut orang.
"Kami ini resmi. Yang akan mengangkut penumpang ke Sumatera," tegasnya.
Selain kebutuhan kru dan para keluarga, Zukri dan para agen di terminal juga harus membayar retribusi terminal tanpa ada kompensasi. Hal itu juga dianggapnya juga sangat berat saat tengah pandemi yang membuat sewa busnya sepi. (fahmi)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Dukung Integrasi Pembayaran, KMT Kini Dapat Digunakan untuk Angkutan Perkotaan di Depok dan Cikarang
- AirNav Indonesia dan BSSN Perkuat Keamanan Sistem Navigasi Udara Lewat Kolaborasi Strategis
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Gelar Patroli Malam Perintis Presisi, Sasar Kenakalan Remaja, Narkoba, Miras hingga Premanisme
- KAI Services Berbagi Kebahagiaan dengan para Pekerja di HUT ke 22 Tahun
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Amankan Kunjungan Gubernur DKI Jakarta ke Pulau Kelapa, Tanam Mangrove hingga Serahkan Bibit Ikan
- Pembinaan Rohani Dan Mental, Tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Priok
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Polda Metro Jaya evakuasi 254 Warga Kebon Pala yang mengalami musibah Banjir
