Cerita Warga Indonesia Puasa di Turki Saat Pandemi, Masjid Tidak Adakan Tarawih
Jakarta (aksi.id) - Bulan suci Ramadhan identik dengan tarawih, kegiatan shalat sunnah yang dilakukan usai shalat Isya. Biasanya, tarawih dilakukan di masjid secara berjemaah.
Namun karena pandemi Covid-19, umat Muslim yang ingin tarawih di masjid dianjurkan untuk melakukannya di rumah guna menghindari kerumunan.
Bahkan beberapa negara meniadakan kegiatan shalat tarawih di masjid, salah satunya adalah Turki. Hal ini disampaikan pelajar dari Kahramanmaras Sutcu Imam University bernama Egis Putra Habsyi.
“Selama puasa di sini, sekarang tarawih cuma bisa di rumah saja karena di Turki sendiri, masjid tidak dibuka untuk tarawih,” kata dia dalam Instagram Live “Turknesian Talks! Berbagi Cerita Puasa Saat Pandemi di Turki” di akun Instagram @turknesia, Minggu (2/5/2021).
Meski masjid-masjid di sana menutup kegiatan tarawih untuk sementara waktu akibat pandemi, mereka tetap buka untuk shalat Jumat.
Hal yang sama juga dikatakan Fakhri Ziyad Mubarok, pelajar dari Ankara Yildirim Beyazit University dalam kesempatan yang sama.
Walaupun tarawih tidak bisa dilakukan di masjid, dia tetap berusaha untuk ke rumah ibadah untuk shalat zuhur atau asar.
“Tapi kalau untuk maghrib dan isya di rumah, plus tarawih sama teman saya. Turki sama Indonesia punya kesamaan, kayak mayoritas Islam dan banyak masjid,” jelas dia.
Ia melanjutkan, masjid di Turki begitu banyak ditemui. Jika sedang pergi, maka masjid dapat ditemukan dalam jarak yang tidak terlalu jauh satu sama lain.
Kalau untuk masalah keagamaan bisa dibilang mirip Indonesia,” tutur Ziyad.
Ada sistem gantian saat tarawih di rumah
Meski kegiatan tarawih dilaksanakan di rumah, Egis dan Ziyad membuatnya cukup berbeda karena masing-masing menerapkan sistem gantian.
Untuk Ziyad, sistem gantian diterapkan untuk imam. Sementara Egis, selain untuk imam, dia juga menjadwalkan kultum dengan teman-teman di rumahnya.
“Kita jadwalkan kultum. Misal hari ini jelaskan ini, besok ini. Kegiatan-kegiatan kayak gitu diprioritaskan di bulan Ramadhan. Gimana caranya kita pulang dari sini bisa mengimamkan, prakik apa yang kita dapat,” tutur Egis.
Selain menjadwalkan kultum secara gantian, ada juga diskusi kecil soal hukum-hukum najis dan hal-hal yang membatalkan puasa.
“Di kultum dibahas, kita sekalian diskusi. Seru juga ada pengetahuan baru, setiap orang punya pengalaman yang beda. Tukeran ilmu,” tutupnya.
(lia/sumber:kompas.com)
Artikel Terkait :
-Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- KKP Tangkap Kapal Pengangkut Ikan Asal Filipina yang Rugikan Negara Rp1,4 Miliar
- Polri Siapkan 76.192 Personel Jaga Masjid hingga Objek Wisata saat Mudik Lebaran
- Ramadan Berkah, Polres Metro Bekasi Kota Bagikan Takjil Kepada Warga dan Pengguna Jalan
- Berikan Kenyamanan Pemudik, Pemkot Bekasi Benahi Jalur Mudik
- Mobil Dihantam KA di Perlintasan Sebidang Bulak Kapal Bekasi Timur, Pengemudi dan Penumpang Luka
- Korlantas Bakal Dirikan Pos Pantau di Titik Krusial Cegah Kepadatan Mudik Lebaran
- Korlantas Siapkan Strategi Antisipasi Kepadatan Pemudik di Jalur Penyeberangan
- 4 Jalan Tol Fungsional Dibuka Gratis saat Mudik Lebaran 2024
- Komisi VI DPR RI Apresiasi Kontribusi Aktif Jasa Raharja Dalam Setiap Momen Mudik Lebaran
- Jasa Raharja Gorontalo Sampaikan Rencana Aksi Pencegahan Kecelakaan Dalam Rapat FKLL di Satlantas Polres Bone Bolango