Kematian Setelah Terpapar Covid-19 di India Tembus 4.000 Orang per Hari
NEW DELHI (Aksi.id) - India mencatat lebih dari 4.000 orang meninggal dalam sehari karena covid-19 untuk pertama kalinya pada Sabtu (8/5).
Mengutip AFP, 4.187 warga tewas karena covid-19 dalam 24 jam terakhir sehingga totalnya mencapai 238.270 sejak awal pandemi. Adapun jumlah kasus covid-19 bertambah 401.078 kasus dalam sehari sehingga total kasusnya menjadi hampir 21,9 juta, kedua terbanyak setelah Amerika Serikat (AS).
Merespons hal itu, sejumlah negara bagian mengumumkan akan memberlakukan penguncian wilayah (lockdown) agar bisa menghentikan gelombang kedua.
Para ahli, yang meragukan data resmi jumlah kematian, menyatakan gelombang baru mungkin tidak mencapai puncaknya hingga akhir Mei. Tak ayal, seruan menuntut langkah tegas pemerintah semakin kencang.
Pemimpin partai oposisi Kongres Rahul Gandhi meminta Perdana Menteri Narendra Modi untuk memerintahkan penguncian wilayah (lockdown) nasional atau penyebaran virus bisa "menghancurkan" India dan negara lain.
Inggris telah menyatakan varian baru yang ditemukan di India perlu menjadi perhatian.
Kota-kota besar seperti New Delhi dan Mumbai telah mendapat pasokan oksigen tambahan - sebagian besar dari luar negeri - dan tempat tidur rumah sakit baru dibuka.
Sementara, negara bagian selatan Tamil Nadu, Karnataka dan Kerala telah memerintahkan penguncian wilayah untuk menahan ledakan kasus.
Karnataka, yang mencakup pusat TI utama di Bengaluru, memerintahkan penguncian dua minggu di seluruh negara bagian mulai Senin dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus.
Negara bagian itu bersama Bengaluru menambahkan lebih dari 48 ribu kasus covid-19 baru dalam sehari.
Kota berpenduduk sembilan juta orang dengan 1.907 kematian akibat covid-19 pada April lalu itu telah mencatat lebih dari 950 pada minggu pertama Mei.
Disalahkan atas peningkatan dramatis dalam tingkat kematian.
Kota utama, Kolkata, juga mengalami kekurangan oksigen dan tempat tidur.
Pemerintah nasionalis Hindu memberlakukan penguncian nasional selama tiga bulan tahun lalu yang membantu menghentikan penyebaran gelombang besar pertama, tetapi juga menyebabkan kerusakan ekonomi yang sangat besar.
Ada kekhawatiran bahwa lonjakan baru dapat merusak pemulihan ekonomi terbesar ketiga di Asia itu. Namun, jumlah kematian yang meningkat telah menambah tekanan bagi pemerintah untuk bertindak.
Lihat juga: India Tembus Rekor Covid Lagi, Total 1,5 Juta Kasus Sepekan
Gandhi mengatakan dalam suratnya kepada perdana menteri bahwa "kurangnya pemerintah Anda akan Covid dan strategi vaksinasi yang jelas dan koheren ... telah menempatkan India pada posisi yang sangat berbahaya."
Menurut Gandhi, Modi harus memahami tanggung jawab India di dunia yang mengglobal dan saling berhubungan sebagai "rumah bagi satu dari setiap enam manusia di planet ini."
"Membiarkan penyebaran virus yang tidak terkendali ini di negara kami akan menghancurkan, tidak hanya bagi rakyat kami, tetapi juga bagi seluruh dunia," ujar Gandhi dalam suratnya.
Kendati demikian, pemerintah belum merespons.(ds/sumber CNNIndonesia.com)
Artikel Terkait :
-Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Arus Balik Kendaraan Masih Normal, Korlantas Tunda Rekayasa One Way
- Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Evaluasi Mudik dan Persiapan Mudik Balik 2024
- Terpantau Tren Kenaikan Volume Pengguna Commuter Line, KAI Commuter Lakukan Penyesuaian Akses Keluar Masuk Di Stasiun Bogor
- Jasa Raharja Serahkan Santunan Meninggal Dunia Kepada Satu Ahli Waris Korban Laka Km 58 yang Teridentifikasi
- Layani Lebih dari 250 Ribu Pengguna Commuter Line Jabodetabek Hingga Pukul 15.00 WIB, KAI Commuter Imbau Jaga Keselamatan Dalam Menggunakan Commuterline
- Tembus 31 Ribu Lebih Pengguna KRL Jabodetabek Turun Di Stasiun Bogor, KAI Commuter Imbau Selalu Awasi Anak dan Barang Bawaan
- Jasa Raharja Serahkan Santunan Korban Kecelakaan di KM 370 A Tol Batang-Semarang
- Normalisasi Terus Dilakukan, Jalur Rel Sudah Bisa Dilalui Dua Arah
- Begini Situasi Hari Pertama Arus Balik Lebaran 2024
- Masih Terus Meningkat, Lebaran Hari Keempat Pengguna Commuter Line di Wilayah 6 Yogyakarta Tembus 300 Ribu Lebih