press enter to search

Jum'at, 03/05/2024 04:50 WIB

Kisah Pastor Amerika Serikat Jadi Mualaf, Ternyata Gara-gara Bekerja Sebagai Penerjemah Al-Quran

Redaksi | Sabtu, 09/04/2022 19:01 WIB
Kisah Pastor Amerika Serikat Jadi Mualaf, Ternyata Gara-gara Bekerja Sebagai Penerjemah Al-Quran Tangkapan layar seorang pastor asal Amerika Serikat jadi mualaf di Arab Saudi. (TikTok)

Aksi.id - Hidayah bagi seseorang umat non muslim untuk diketuk hatinya agar memeluk agama Islam memang bisa datang secara tiba-tiba. 

Mungkin hal tersebut terjadi pada seorang pastor asal Amerika Serikat yang baru beberapa hari bekerja di Arab Saudi menjadi penerjamah Al-Quran bahasa Inggris mendapat hidayah dari Allah untuk memeluk agama Islam. 

Kisah mengharukan pastor bernama Samuel Shropshire tersebut salah satunya diketahui dari unggahan video TikTok di akun @green.tea.24

Samuel menceritakan perjalanan spritual bisa memeluk agama Islam ketika bekerja di Arab Saudi untuk memeriksa terjemahan Al-Quran dalam bahasa Inggris.

"Hai nama saya Samuel Shropshire, saya warga Amerika Serikat yang tinggal di Arab Saudi. Saya datang ke sini saat itu tidak tau apapun tentang Islam dan Nabi Muhammad SAW," buka Samuel dikutip pada Sabtu (9/4/2022). 

"Saya mendengar tentang muslim sangat negatif. Di Amerika channel berita yang bisa menaikkan ratingnya dengan berita tentang teroris, pengemboman, pembunuhan pertumpahan darah oleh umat muslim," tambahnya. 

Singkat cerita, pada bulan November 2011. Samuel diundang oleh sebuah perusahaan untuk bekerja memeriksa terjemahaan Al-Quran dalam bahasa Inggris untuk masyarakat Amerika Serikat. 

"Pekerjaan saya sederhana, memeriksa dan memastikan bahasa Inggris terjemahan Al-Quran yang baru. Apakah bisa dimengerti dengan mudah atau tidak,"  

"Pekerjaan saya juga mengharuskan saya untuk membaca Al-Quran berulang-ulang. Bisa anda bayangkan, saya tidak tau tentang Islam sama sekali," paparnya. 

Namun, berawal dari situlah, hati Samuel mulai terketuk karena dalam Al-Quran banyak sekali menceritakan sejarah dan mukjizat Yesus atau Nabi Isya. Sehingga ia pun dibuat takjub dengan isi Al-Quran tersebut. 

"Pekerjaan saya sederhana, memeriksa dan memastikan bahasa Inggris terjemahan Al-Quran yang baru. Apakah bisa dimengerti dengan mudah atau tidak,"  

"Pekerjaan saya juga mengharuskan saya untuk membaca Al-Quran berulang-ulang. Bisa anda bayangkan, saya tidak tau tentang Islam sama sekali," paparnya. 

Namun, berawal dari situlah, hati Samuel mulai terketuk karena dalam Al-Quran banyak sekali menceritakan sejarah dan mukjizat Yesus atau Nabi Isya. Sehingga ia pun dibuat takjub dengan isi Al-Quran tersebut. 

Di suatu hari, Samuel mendengar panggilan azan. Ia melihat umat muslim di Arab Saudi tidak seperti yang diberitakan oleh televisi-televisi Amerika Serikat yang menstigma Agama Islam penuh dengan kekerasan. 

"Saya melihat sebuah masjid di seberang jalan raya. Saya melihat pria, wanita datang dan pergi ke masjid. Anak-anak bermain bola di halaman masjid. Saya melihatnya ini seperti Gereja di Amerika Serikat," imbuhnya. 

Setelah Samuel kerap mengamati aktivitas umat muslim di masjid. Tiba-tiba hatinya terketuk untuk mengunjungi dan melihat masjid dari dekat. Samuel pun memberanikan diri untuk meminta izin kepada muadzin untuk masuk ke dalam masjid. 

"Ada seorang muadzin bernama Syafiq Zubair yang memperbolehkan saya masuk masjid dan dia juga memeluk saya. Dan saya pun mengamati umat muslim yang berdiri, membungkuk, meletakkan kening di lantai dipimpin seorang imam," katanya. 

Selama tiga hari mengamati orang salat di masjid. Ia merasakan kehadiran Tuhan di dalam hatinya. Tanpa pikir panjang, Samuel pun langsung memutuskan menjadi mualaf dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. 

"Saya merasa Tuhan hadir di masjid itu, orang-orang di sekitar masjid juga sangat ramah kepada saya. Setelah tiga hari saya meminta Syafiq Zubair untuk mengajarkan surat Al-fatihah," 

"Saya hafal bunyi bacaannya, tapi saya tidak tau artinya. Saya membandingkan dengan terjemahan bahasa Inggris milik saya dan saya menyadari tidak ada isi Al-fatihah yang inkonsisten dengan ajaran Kristen," 

"Hati saya tersentuh oleh kata-kata Al-Quran dan rasa cinta yang ditunjukkan oleh orang-orang disekeliling masjid. Zakir Syadiq kemudian mengantar saya ke Islamic Education Foundation bersebrangan dengan Jeddah dimana saya akhirnya mengucapkan syahadat," tandas Samuel.    (ny/Sumber:Suara.com)