Mengingat Keistimewaan Bulan Rajab

Penulis: Ahmad Tavip Budiman (Penasihat ICMI Orda Kota Bogor, Ketua Komisi Dakwah MUI Kota Bogor 2022-2027 & Pengurus PCNU Kota Bogor)
BOGOR (aksi.id) - Kita sudah melalui bulan ke-7 dari perhitungan kalender bulan Qamariah yakni bulan Rajab. Mari kita bersama mengingat kembali keistimewaan Bulan Rajab ini.
Bulan Rajab adalah satu dari empat bulan mulia atau asyhurul hurum selain Dzulqa`dah, Dzulhijjah, dan Muharram.
Hal ini disebutkan dalam Al-Qur`an Surat At-Taubah ayat 36:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (mulia).
Bulan Rajab juga termasuk bulan spesial.Kitab I`anatut Thalibin menyebutkan bahwa Rajab menjadi turunan kata dari "tarjib" yang berarti mengagungkan dan memuliakan.
Dengan demikian, di zaman dulu, masyarakat Arab memuliakan Rajab di atas bulan-bulan lainnya. Para ulama juga memaknai kata "Rajab" sebagai "al-Ashabb" yang berarti "mengucur" atau "menetes".
Hal ini karena derasnya tetesan kebaikan dan keberkahan pada Rajab. Istilah lain bulan Rajab juga disebut sebagai "Rajam" yang bermakna melempar karena musuh dan setan-setan pada bulan ini dikutuk dan dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan orang-orang saleh.
Selain melakukan ikhtiar untuk memperbanyak ibadah, kita juga harus banyak berdoa agar kita senantiasa diberi kekuatan dalam menjalankan ibadah yang kita lakukan di bulan Rajab.
Doa yang merupakan wujud tawakal kepada Allah juga diharapkan mampu menjadikan kita terhindar dari kemaksiatan dan dosa.
Doa merupakan elemen penting dalam sebuah ikhtiar yang telah dilakukan. Karena kita harus menyadari bahwa ada faktor X yang ada di luar kehendak kita yang bisa mewujudkan ataupun menggagalkan keinginan manusia.
Dialah Allah SWT yang menjadi penentu kehidupan kita di dunia, sehingga kita harus terus berdoa semoga Allah mengabulkan doa kita. Allah berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: `Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian`. (QS Ghâfir: 60).
Rasulullah SAW juga bersabda:
الدُّعَاءُ سِلاَحُ الْمُؤْمِنِ، وَعِمَادُ الدِّينِ، وَنُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ
Artinya: Doa adalah senjata orang mukmin, pilar agama (Islam), dan cahaya langit dan bumi. (HR Al-Hakim).
Pada bulan Rajab, kita diperintahkan Allah untuk senantiasa banyak beribadah dan juga berdoa. Hal ini karena, ibadah pada bulan Rajab memiliki keistimewaan sendiri dalam bentuk dilipatgandakannya segala pahala dari ibadah yang kita lakukan.
Bukan hanya itu, kita juga harus berhati-hati waspada dengan tidak melakukan dosa pada bulan Rajab, karena Allah juga akan melipatgandakan dosa bagi siapa saja yang berbuat dosa, meninggalkan perintahNya dan malah mengerjakan yang dilarang-Nya.
Di antara doa yang dianjurkan untuk dipanjatkan di bulan Rajab ini adalah doa agar diberi umur panjang dan penuh keberkahan.
Doa ini diperbanyak pada bulan Rajab agar kita bisa menjalani bulan Rajab, bertemu dengan bulan Sya`ban, dan khususnya bisa bertemu dengan bulan Ramadhan.
Kehadiran bulan Rajab sendiri menjadi tanda bahwa Sya`ban akan segera datang dan Ramadhan akan kita jumpai lagi. Tiga bulan ini seolah menjadi satu kesatuan yang oleh Nabi dirangkum dalam sebuah untaian doa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya`ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.
Mari perbanyak doa ini di berbagai kesempatan seperti sebelum shalat berjamaah di masjid dan mushala ataupun setelah shalat dalam doa-doa kita.
Rasulullah SAW telah menyebutkan para pemilik dari tiga bulan yang beruntun ini dalam haditsnya. Ia menyebut bahwa bulan Rajab adalah bulan milik Allah, bulan Sya`ban adalah bulan Nabi Muhammad dan bulan Ramadhan adalah bulan umat Islam.
Bulan Rajab yang jadi milik Allah SWT ini diabadikan dengan sebuah peristiwa agung yakni Isra` dan Mi`raj yang membawa oleh-oleh bagi umat Islam berupa kewajiban melaksanakan shalat lima waktu.
Dengan shalat inilah, umat Islam semakin menyadari bahwa Allah lah dzat yang paling pantas disembah dan mengukuhkan bahwa tugas manusia di bumi ini adalah untuk beribadah menyembahNya.
Selanjutnya masuk pada bulan Sya’ban. Di mana pada bulan ini ada satu malam yang penuh keutamaan, yaitu pada malam pertengahan bulan atau biasa disebut nisfu Sya’ban.
Kita dianjurkan mengisi malam tersebut dengan berbagai amalan ibadah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه فِي السُّنَنِ وَالْبَيْهَقِيُّ فِي شُعَبِ الْإِيْمَانِ)
Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya (HR Ibnu Majah dalam as-Sunan dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).
Yakni bangunlah di sebagian besar malam itu dan isilah dengan shalat, baca surat Yasin atau surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an, dzikir, doa dan kebaikan-kebaikan yang lain.
Doa di pertengahan malam, lebih-lebih di sepertiga malam terakhir adalah ibadah yang agung dan lebih berpotensi dikabulkan oleh Allah.
Imam Syafi’i menegaskan dalam kitab al-Umm:
وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
Telah sampai berita kepada kami bahwa dulu pernah dikatakan: sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam jum’at, malam hari raya Idul Adha, malam Idul Fitri, malam satu Rajab dan malam nisfu Sya’ban.
Marilah kita manfaatkan pertengahan Sya’ban ini dengan sebaik-baiknya. Marilah kita berpuasa di hari nisfu Sya’ban (hari kelima belas Sya’ban) dan memperbanyak shalat di malam harinya (malam 15 Sya’ban), karena telah diriwayatkan dalam hadits yang shahih:
يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ والطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ)
Allah merahmati para hamba-Nya di malam nisfu Sya’ban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan duniawi. (HR Ibnu Hibban, ath-Thabarani dan al-Baihaqi)
Allah mengampuni untuk sebagian kaum Muslimin sebagian dosa mereka dan mengampuni untuk sebagian kaum Muslimin semua dosa mereka.
Sedangkan orang kafir dan musyrik, maka Allah tidak akan mengampuninya. Demikian pula musyahin, yakni seorang Muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan dunia.
Oleh karenanya, hendaklah masing-masing kita memperbaiki hubungan dengan saudara sesama Muslim.
Hendaklah pula masing-masing dari kita memaafkan, berlapang dada dan mengeluarkan serta membuang iri dan kebencian dari hati kita sebelum malam nisfu Sya’ban tiba.
Dengan itu, semoga Allah merahmati kita dan mengampuni dosa-dosa kita.
Ibadah merupakan wujud syukur kepada Allah ta’ala dan bentuk ikhtiar mengharap ridha-Nya serta doa sebagai wujud tawakal kepada-Nya, kita berharap dosa-dosa kita selama ini diampuni oleh Allah.
Mari kita kukuhkan hati untuk tidak berbuat dosa dan mendeklarasikan diri untuk bertaubat kepada Allah azza wajalla. Komitmen taubat ini bisa kita teguhkan dengan komitmen meninggalkan dosa, baik kecil maupun besar serta menyesali dosa-dosa yang telah kita lakukan tersebut.
Kita perlu ingat, bahwa Allah telah banyak memberi nikmat kepada kita, namun kenapa kita gunakan nikmat tersebut untuk bermaksiat kepada-Nya? Tentu ini menjadikan kita kufur kepada nikmat tersebut. Naudzubillah min dzalik.
Mari kita bertekad kuat dalam hati untuk tidak mengulangi lagi maksiat dan dosa yang kita lakukan sebelum ajal menjemput.
Kita tidak pernah tahu kapan kita meninggalkan dunia yang sementara ini. Allah ta`ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ (التحريم: ٨)
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (QS at-Tahrim: 8)
Semoga Allah azza wa jalla memberkahi kita di bulan Rajab ini dan memberikan kesempatan kepada kita untuk menunaikan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan. Amin…
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan. Aamiin…
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-‘Ashr: 1-3)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. (omy)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Angkutan Lebaran 2025 Lancar, KAI Logistik Angkut Ribuan Motor dan Hewan Peliharaan
- KAI Logistik Berhasil Kelola Lebih dari 5,8 Juta Ton Barang di Triwulan Pertama 2025
- Mulai Digelar, Arena Selatan Sebagai Ajang Kompetisi Tinju Amatir Tingkat SMA di Jakarta
- Proses Evakuasi Selesai, Operasional Commuter Line Bogor Kembali Normal
- Kelola Area Parkir, KAI Services Ikuti Aturan Perda yang Berlaku di Setiap Daerah
- KRL Buatan INKA Tiba di Jakarta, KAI Commuter Siap Lakukan Uji Dinamis Bersama
- KAI Commuter Mohon Maaf atas Gangguan Perjalanan Commuter Line Bogor Akibat Insiden di Perlintasan Cilebut
- Petugas KAI Commuter dan Daop 1 Jakarta Fokus Evakuasi Commuter Line Tertemper Mobil di Perlintasan Cilebut
- KAI Wisata Apresiasi 11 Porter Berprestasi, Dorong Transformasi Digital Melalui Layanan e-Porter
- Bhabinkamtibmas Kelurahan Padurenan Hadiri Halal Bihalal FKWZ di GOR Legenda Park dan Monitoring Wilayah Kecamatan Mustikajaya
