Raja Thailand Cabut Gelar Kehormatan Mantan PM Thaksin Shinawatra

Jakarta, (aksi.id) - Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, mencabut seluruh gelar yang diberikan kepada mantan perdana menteri, Thaksin Shinawatra. Keputusan itu diambil karena Thaksin dianggap skandal kejahatan dan malah kabur ke luar negeri ketimbang menghadapi proses hukum.
"Mencabut seluruh gelar yang diberikan kerajaan karena Thaksin divonis bersalah oleh Mahkamah Agung. Selain itu, dia meninggalkan kerajaan ini dan merupakan sikap yang sangat tidak patut," demikian isi sabda Raja Vajiralongkorn, seperti dilansir AFP, Minggu (31/3).
Raja Vajiralongkorn mencabut gelar Chula Chom Klao dari Thaksin. Pernyataan itu disampaikan sepekan setelah pemilihan umum digelar.
Sikap Raja Vajiralongkorn menjadi sinyal dia tidak rela jika kelompok pendukung Thaksin, melalui Partai Pheu Thai, menang dalam pemilu. Sehari sebelum pemilihan umum digelar, dia juga mengimbau supaya rakyat Thailand mendukung `orang-orang baik` untuk mencegah kekacauan pemerintahan.
Raja Vajiralongkorn juga tidak setuju ketika kakaknya, Putri Ubolratana Rajakanya, dicalonkan sebagai kandidat perdana menteri oleh Partai Thai Raksa Chart.
Mahkamah Konstitusi Thailand lantas membubarkan Parta Thai Raksa Chart.
Menurut hasil perhitungan sementara Komisi Pemilihan Umum Thailand, partai pro junta militer Palang Pracharath meraih 8,4 juta suara. Sedangkan partai pendukung Thaksin, Pheu Thai, meraup 7,9 juta suara.
Angkatan bersenjata Thailand mengkudeta Thaksin pada 2006. Dia kemudian kabur ke luar negeri dua tahun kemudian ketika proses hukum terkait skandal korupsinya sedang berjalan.
Sang adik, Yingluck Shinawatra, kemudian terpilih menjadi perdana menteri pada 2011. Namun, nasibnya sama dengan sang kakak yakni dikudeta pada 2014.
Yingluck juga dibelit skandal korupsi skema pembelian beras. Dia juga tidak mengikuti proses hukum dan kabur ke luar negeri.
Saat ini baik Palang Pracharath dan Pheu Thai sama-sama mengklaim unggul dalam pemilu. Mereka juga menyatakan sudah mencari mitra koalisi untuk membentuk pemerintahan.
Akan tetapi, banyak pihak meragukan keabsahan hasil pemilu Thailand. Menurut kalangan pemantau pemilu, kuat dugaan proses pemungutan suara direkayasa demi memenangkan faksi pendukung junta militer. (Lia/sumber:cnnindonesia)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Operasi Patuh 2025: Fokus Edukasi dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
- Polda Metro Jaya evakuasi 254 Warga Kebon Pala yang mengalami musibah Banjir
- Ribuan Biker Ramaikan Bhayangkara Scooter Days di Jakarta, Kapolda: Ini Wadah Kampanye Safety Riding
- Polisi Baik Polsek Kepulauan Seribu Utara Bantu Penumpang Turun Kapal, Cegah Sajam dan Narkoba Masuk Dermaga
- PT Patra Drilling Contractor Gelar Culture Day Vol. 1, Wujudkan Lingkungan Kerja Sehat dan Kolaboratif
- Patroli Satpolairud Polres Kepulauan Seribu Antisipasi Perompak, Himbau Gunakan Life Jacket dan Waspada Cuaca Buruk
- Mantap, Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Raih Penghargaan Bergengsi dalam Rakernis Perencanaan Polda Metro Jaya 2025
