press enter to search

Jum'at, 26/04/2024 08:38 WIB

Bandara Megah dan Jalan Ini Dibangun di Timor Leste Tapi Jarang Dipakai

Redaksi | Selasa, 23/07/2019 07:25 WIB
Bandara Megah dan Jalan Ini Dibangun di Timor Leste Tapi Jarang Dipakai Foto : Ilustrasi

DILI (Aksi.id) – Satu penerbangan pagi baru saja mendarat di Bandara Internasional Xanana Gusmao, yang terletak di pesisir selatan Timor-Leste.

Rupanya, itulah satu-satunya pesawat yang dijadwalkan hari itu. Penerbangan reguler berikutnya akan ada lagi empat hari kemudian.

Setelah 15 penumpang mengambil koper dan tas mereka, bandara megah ini pun kosong dan sepi kembali.

Di dalam terminal, tidak ada staf yang menjaga meja check-in. Mesin pemindai di imigrasi pun tidak dinyalakan.

Gerbang keberangkatan tampak kosong dengan kursi-kursi baru yang tampaknya belum pernah diduduki orang.

Tidak ada seorang pun yang tampak di ruang VIP.

11319010-3x2-large
Bandara internasional ini terletak di dekat Kota Suai, dengan populasi sekitar 10 ribu jiwa. (ABC News: Michael Barnett)

Gambaran situasi seperti ini sudah terjadi sejak bandara di Kota Suai tersebut mulai beroperasi pada 2017. Lokasinya agak terpencil di bagian barat daya Timor-Leste.

“Saat ini masih kosong. Tak ada pelaung nyata bagi kedatangan lalu lintas udara ke sana,” ujar pakar Timor Leste dari Deakin Univesity Australia, James Scambary.

“Kita tidak begitu paham apa yang ada dalam pikiran Pemerintah Timor ketika membangun bandara ini,” tambahnya.

Menelan biaya 120 juta dolar, sejumlah pihak kini mempertanyakan mengapa mereka membangun bandara ini.

11329508-3x2-large
Gerbang keberangkatan Bandara Internasional Xanana Gusmao yang tampak kosong. (ABC News: Michel Barnett)

“Banyak cara lain yang lebih berkelanjutan, lebih adil dan bermanfaat dalam membelanjakan uang tersebut,” kata Charlie Scheiner dari La’o Hamutuk, sebuah LSM pemantau pembangunan di Timor-Leste.

Tapi bukan hanya pembangunan bandara yang menimbulkan keheranan di negara yang dikategorikan masih miskin tersebut.

Hampir satu kilometer dari situ terdapat jalan raya bebas hambatan yang dibangun konsorsium China dengan biaya sekitar 500 juta dolar.

Jalan ini tidak menuju kemana-mana. Panjangnya 33 kilometer menghubungkan Suai ke jalan tanah di beberapa desa pertanian.

11318882-3x2-large
Jalan raya bebas hambatan ini dibangun dengan biaya 500 juta dolar namun sampai kini sangat jarang digunakan. (ABC News: Michael Barnett)

Saat musim hujan tiba, jalan ini pun nyaris tidak dapat digunakan.

Tanah longsor di salah satu ujungnya telah memblokir jalur timur sejak Januari lalu.

Lebih jauh lagi, sebagian besar jalan amblas, memaksa arus lalu lintas dialihkan ke sisi lajur sebelahnya.

Bandara dan jalan tol, setidaknya untuk saat ini, menjadi proyek yang dibangun dengan biaya besar tetapi tidak banyak digunakan.

11320954-3x2-large
Longsor yang menutupi jalan raya bebas hambatan ini belum dibersihkan selama beberapa bulan. (ABC News: Michael Barnett)

Namun, Timor-Leste menganggap kedua proyek tersebut sebagai kunci bagi masa depan perekonomiannya.

Mempertaruhkan cadangan migas
Bandara dan jalan raya ini merupakan proyek pembangunan infrastruktur besar-besaran untuk mengembangkan wilayah pesisir pantai selatan. Namanya Proyek Tasi Mane.

Rencananya berupa penyaluran minyak dan gas dari Laut Timor untuk diproses di darat.

“Pahlawan perjuangan kemerdekaan di negara ini sangat mendukung proyek ini, sehingga orang lain segan mempertanyakannya,” jelas Scheiner.

Banyak dari pahlawan kemerdekaan itu, termasuk Xanana Gusmao sendiri, sekarang duduk di pemerintahan.

Bahkan Xanana sendiri yang langsung memimpin Proyek Tasi Mane, yang diharapkan memberikan dukungan begitu Timor-Leste dan Australia meratifikasi perjanjian perbatasan laut bulan depan.

(dien/sumber: abc.net.au/adinda) 

Keyword

Artikel Terkait :

-