"Vitamin E asetat diduga penyebab terkuat dari (penyakit paru-paru)," kata Wakil Direktur Utama CDC Anne Schuchat seperti dilansir Reuters, Minggu (10/11/2019).
Hasil penelitian itu menjadi sebuah tonggak penting di saat terus bertambahnya pasien penderita penyakit paru-paru akibat vaping. Sampai dengan Jumat (8/11/2019), jumlah korban sudah mencapai sekitar 2.000 orang.
Sebelumnya, tes terhadap sampel produk yang dikumpulkan dari pasien penderita penyakit paru-paru akibat vaping oleh AS dan pejabat negara bagian, juga menemukan adanya kandungan serupa dalam beberapa produk.
Vitamin E asetat diyakini digunakan sebagai agen pemotong dalam produk vaping ilegal yang mengandung THC, sebuah komponen ganja yang membuat orang `melayang`.
Lebih lanjut, Schuchat juga memperingatkan masih perlu dibuat banyak penelitian untuk mengetahui penyebab munculnya penyakit paru-paru secara definitif.
Sebelumnya pada Kamis, CDC melaporkan ada 2.051 kasus penderita penyakit paru-paru yang sudah dikonfirmasi di AS. Sebanyak 39 kematian di antaranya terkait dengan penggunaan rokok elektrik atau produk vaping.
Hampir 85% pasien penderita penyakit paru-paru melaporkan menggunakan produk yang mengandung THC. Akibat hal ini, pejabat kesehatan masyarakat setempat mengimbau agar orang-orang menghindari penggunaan rokok elektrik yang mengandung THC atau produk apa pun yang berasal dari sumber-sumber terlarang. (ny/Sumber :