Garuda Komitmen Perbaiki Semua Aspek untuk Lebih Baik

JAKARTA (aksi.id) – Manajemen Garuda Indonesia saat ini tengah melakukan perbaikan dalam aspek keselamatan, pelayanan, dan profitabilitas.
Ketiga perbaikan tersebut merupakan tiga fokus utama Garuda Indonesia, hal ini ditegaskan Direktur Utama Garuda Indonesia yang baru Irfan Setiaputra, dalam talkshow “Semangat Baru Garuda” di Jakarta (24/1/2020).
Terkait masalah keselamatan penerbangan menurutnya adalah nomor satu dan pihaknya akan mencari teknologi apa saja yang tepat untuk meningkatkan keselamatan penerbangan.
“Kita akan fokus ke safety, itu tidak akan kita tawar. Kita akan melihat teknologi apa yang bisa diterapkan untuk tingkatkan safety. Saat ini, Garuda terkenal sebagai salah satu perusahaan penerbangan yang aman,” jelasnya.
Selanjutnya dari sisi pelayanan pihaknya akan terus melakukan perbaikan sedemikian rupa, dengan memastikan layanan sesuai ekspektasi konsumen. Dengan begitu, akan memberikan umpan balik yang positif kepada Garuda Indonesia.
“Kedua, kita akan melakukan perbaikan dari segi layanan, memastikan layanan sesuai ekspektasi dan feedback dari pelanggan,” tuturnya.
Garuda Indonesia sebagai perusahaan Tbk, terus berusaha meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan melanjutkan tindakan-tindakan baik sebelumnya.
“Sebelumnya telah melakukan tindakan-tindakan yang baik, kita akan teruskan menjadikan salah satu basis kita,” ungkapnya.
Saat ini juga tengah marak penyebaran virus corona di berbagai negara, pihaknya tidak ada pembatalan penerbangan sementara ke negara-negara yang terjangkit virus corona tersebut.
“Kita tidak ada pembatalan penerbangan ke negara-negara yang terjangkit virus corona, namun kita tetap mengatisipasi dengan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan pemberian masker,” imbuhnya.
Terkait hutang pihaknya berkomitmen menyelesaikan utang dengan menyiapkan sejumlah langkah alternatif. Total kewajiban Garuda per September 2019 sudah tembus US$ 3,51 miliar atau setara dengan Rp 47 triliun.
“Kita akan negosiasi terhadap lessor (pemberi pembiayaan pesawat Garuda) dan manufacturing (pabrikan pesawat) karena struktur biaya besar di avtur dan biaya leasing (pesawat),” terangnya.
Melihat data laporan keuangan, total kewajiban (termasuk utang) Garuda per September 2019 naik menjadi US$ 3,51 miliar, dari sebelumnya Desember 2018 sebesar US$ 3,44 miliar.
Kewajiban ini terdiri dari kewajiban jangka pendek turun menjadi US$ 2,87 miliar, dari Desember 2018 yakni US$ 2,98 miliar, sementara kewajiban jangka panjang naik menjadi US$ US4 633,14 juta dari Desember 2018 yakni US$ 461,09 juta. Adapun khusus pinjaman jangka pendek berkurang menjadi US$ 837,73 juta, dari Desember 2018 yakni US$ 1,05 miliar. (dan)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Operasi Patuh 2025: Fokus Edukasi dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
- Polda Metro Jaya evakuasi 254 Warga Kebon Pala yang mengalami musibah Banjir
- Ribuan Biker Ramaikan Bhayangkara Scooter Days di Jakarta, Kapolda: Ini Wadah Kampanye Safety Riding
- Polisi Baik Polsek Kepulauan Seribu Utara Bantu Penumpang Turun Kapal, Cegah Sajam dan Narkoba Masuk Dermaga
- PT Patra Drilling Contractor Gelar Culture Day Vol. 1, Wujudkan Lingkungan Kerja Sehat dan Kolaboratif
- Patroli Satpolairud Polres Kepulauan Seribu Antisipasi Perompak, Himbau Gunakan Life Jacket dan Waspada Cuaca Buruk
- Mantap, Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Raih Penghargaan Bergengsi dalam Rakernis Perencanaan Polda Metro Jaya 2025
