press enter to search

Sabtu, 27/04/2024 03:26 WIB

Bio Farma Produksi 2 Juta Alat Tes PCR Covid-19 Mulai September

Dahlia | Senin, 10/08/2020 21:12 WIB
Bio Farma Produksi 2 Juta Alat Tes PCR Covid-19 Mulai September Foto: ilustrasi

Jakarta (aksi.id) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan PT Bio Farma (Persero) akan memproduksi dua juta perangkat tes PCR  untuk mendeteksi covid-19. Targetnya, Bio Farma mulai memproduksi alat tes tersebut mulai September mendatang.

"Perlengkapan PCR test kit yang kami kembangkan telah diproduksi Bio Farma sebanyak 1,4 juta kit per bulan, dan bulan September nanti sudah menjadi dua juta kit per bulan," katanya dikutip dari Antara, Senin (10/8).

Ia mengatakan peningkatan jumlah produksi alat tes PCR dalam negeri ini akan mendukung percepatan pendeteksian virus corona. Selain itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga tengah mengembangkan Mobile Lab BSL-2 versi bus.

Saat ini, sebanyak 12 unit versi pertama Mobile Lab BSL-2 bukan berbasis bus telah dipesan oleh berbagai pihak.

Menristek juga menyampaikan berbagai hasil penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan dalam merespons pandemi Covid-19. Meliputi, PCR test kit, ventilator, alat tes diagnostik cepat atau Rapid Diagnostic Test (RDT), alat deteksi dini Covid-19, Mobile Lab BSL-2, sel punca, vaksin Merah Putih, dan imunomodulator.

Untuk RDT yang digunakan sebagai deteksi IgG/IgM terhadap SARS-CoV-2 penyebab covid-19 merupakan kerja sama BPPT, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga. Hasil inovasi itu telah diproduksi oleh perusahaan dalam negeri dengan kapasitas 350 ribu per bulan pada Agustus. rencananya kapasitasnya akan ditingkatkan menjadi 1-2 juta per bulan.

Terkait perkembangan vaksin Merah Putih, Bambang mengatakan upaya produksi protein rekombinan untuk membuat vaksin telah diselesaikan. Tim vaksin Merah Putih juga akan mencoba platform lainnya seperti inactivated dan mRNA.

"Sebagai upaya kemandirian kesehatan dan bahan baku obat nasional, pengembangan vaksin Merah Putih terhadap semua strain virus covid-19 terus dilakukan," ujarnya.

Pengembangan vaksin itu dikerjakan oleh tim yang dipimpin Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Selain itu, Eijkman dan Bio Farma juga melibatkan Majelis Ulama Indonesia dalam pengembangan vaksin guna memastikan kehalalan vaksin.

Sejumlah perguruan tinggi juga ikut terlibat antara lain, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Udayana, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Andalas, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Brawijaya, Universitas Padjajaran, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Sumatera Utara. (lia/sumber:cnnindonesia)