Balitbanghub Nyatakan Angkutan Logistik Butuh Sinergi Banyak Pihak

JAKARTA (aksi.id) – Mewujudkan transportasi humanis, mendukung pertumbuhan industri logistik lebih baik lagi terutama di masa pandemi dan pascapandemi Covid-19.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono mengatakan, saat ini industri logistik telah menjadi tulang punggung (backbone) perdagangan karena berkontribusi Rp15,8 triliun terhadap Produk Domestik Bruto pada tahun 2020.
Sebagaimana pernah dikatakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terkait perlunya membangun sistem transportasi yang berbudaya higienis (transportasi humanitarian) dengan cara meminimalkan kontak fisik, terdigitalisasi dan lebih adaptif.
Agus menyebutkan, semua itu tidak lepas dari tren mobilitas masyarakat di masa depan yang akan mengurangi mobilitas fisik dan memilih layanan transportasi yang bersifat personal.
Selain itu, kendaraan tanpa awak (autonomus vehicle) juga bermunculan menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil, teknologi-informasi menjadi backbone layanan, dan sarana prasarana mobilitas semakin terkoneksi dengan sistem pintar.
“Dengan begitu, sistem transportasi yang humanis ini menjadi keniscayaan untuk segera dirumuskan sebagai opsi kebijakan,” tutup Agus.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan Umiyatun Hayati Triastuti menyatakan, dibutuhkan sinergi antarpelaku usaha agar angkutan logistik dapat bertahan hidup dan tumbuh baik di masa pandemi maupun pascapandemi Covid-19.
Pemerintah dan masyarakat kata dia, harus bekerjasama dalam tiga tahapan untuk menyelamatkan kehidupan, kesehatan, dan mata pencaharian.
Saat ini, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam berkegiatan perlunya mempertahankan dan menaikkan tingkat konsumsi masyarakat agar roda pertumbuhan ekonomi dan investasi terus bergerak.
“Diharapkan kegiatan bekerja dan daya beli masyarakat menengah ke bawah bisa meningkat sehingga menggerakan daya konsumsi masyarakat lebih besar lagi dan mengundang investasi,” ucapnya.
Tahapan ketiga, adalah masa transformasi bertumbuh. Kuncinya Indonesia bertumbuh dan bertransformasi. Pada masa pascapandemi diharapkan terjadi transformasi sosial ekonomi baik dari investas transformasi digital dan sumber daya manusia semakin terampil.
“Ada banyak kesempatan yang bisa dihasilkan walaupun dalam kondisi sulit,” imbuh dia.
Umiyatun menambahkan, masa pandemi ini sangat tidak stabil karena kegiatan ekonomi, kapasitas utilisasi dan produktivitas belum pulih.
Malah kemungkinan yang terjadi adalah defisit dan utang kian meningkat. Namun di saat bersamaan, Indonesia juga bertarung untuk mencapai tujuan di masa kemenangan dengan cara pro aktif dan mempersiapakan re-emerging, re-desgin reform dan mendorong leading sector. (omy)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- Tindak Tegas Aksi Vandalisme, KAI Commuter Bertindak Cepat Amankan Pelaku Pelemparan
- Operasi Patuh 2025: Fokus Edukasi dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Jalur Bogor Masih Rekor Penumpang Terbanyak Pengguna CommuterLine
- PT Patra Drilling Contractor Gelar Culture Day Vol. 1, Wujudkan Lingkungan Kerja Sehat dan Kolaboratif
- Dukung Pelestarian Lingkungan, KAI Commuter Tegaskan Komitmen Hadirkan Transportasi Yang Ramah Lingkungan
- Mantap, Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Raih Penghargaan Bergengsi dalam Rakernis Perencanaan Polda Metro Jaya 2025
- Polda Metro Jaya Buru DPO Penipuan Data COD Ninja Xpress, Dua Pelaku Sudah Ditangkap
