`Demi Kau dan Si Buah Hati`, Sopir Bus Handoyo Ini Enggak Libur-Libur

Tiap Malam Engkau kutinggal pergi
Bukan bukannya aku sengaja
Demi kau dan si buah hati
Terpaksa aku harus begini
BEKASI (aksi.id) – Refrain lagu ‘Demi Kau dan Si Buah Hati,’ yang dilantunkan Pance Pondaag itu cocok dengan kisah Murlono 52 tahun sopir bus Po Handoyo.
Setiap hari dilaluinya lebih banyak waktu di jalan, mengantar penumpang di antara Bekasi, Jawa Barat, hingga Klaten, Jawa Tengah.
Ayah empat orang anak ini mengaku tidak pernah mengambil waktu libur untuk beristirahat. Hal itu dilakukannya karena kebutuhan ekonomi semakin banyak antaranya biaya masa depan anak sekolah, kuliah dan kebutuhan sehari-hari.
“Masih punya tanggungan, biaya untuk kuliah, anak sekolah, apalagi karena corona ini pendapatan berkurang banyak,” celoteh pria yang akrab disapa Lana tersebut kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id, Senin (12/10/2020).
Semenjak jumlah penumpang semakin menurun, Lana tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk sekedar bersantai. Hal itu juga dibenarkan oleh sang kondektur bernama Erwin. “Dari lebaran kemaren sampe sekarang jalan terus yo si bro(Lana) ini,” diungkapkannya.
“Sejak covid ini penumpang ya turun, sama kayak PO PO lain, penumpangnya berkurang,” katanya.
Saat ini dia bersama krunya tidak perpal alias tidak pernah antre dengan bus lain dan selalu jalan setiap harinya.
Selama ini dia hanya pulang ke rumah cuma istirahat sejenak kemudian akan diberangkatkan lagi, begitu seterusnya. Setibanya dia di Klaten dia akan pulang ke rumah beberapa saat saja dan akan berangkat lagi bila sudah tiba jadwalnya dihari yang sama tersebut.
“Libur kalau punya batangan(bus pegangan) biasanya, ya semaunya sopir. Kalau enggak libur juga enggak apa-apa,” katanya.
Perjalanan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) Handoyo yang dia kemudikannya dari Terminal Bekasi, akan berangkat pukul 17.00 dan akan tiba di Klaten pada pukul sekitar pukul 4.00 dini hari.
“Kalo ini jalan nyampe pagi ya pulang. Sore berangkat lagi. Enggak kayak libur soalnya ini busnya jalan terus,” tegasnya.
Penghasilan Lana diungkapkannya hanya berdasarkan jumlah penumpang. Per tiket mereka hanya mendapatkan Rp7500 dibagi tiga.
Lana menjelaskan saat ini, dia memiliki dua orang anak yang sudah bekerja, si bungsu sebagai tenaga honorer di Magelang, nomor dua bekerja sebagai karyawan biasa. Sedangkan anak yang nomor tiga sedang menempuh kuliah semester tiga di UPN Yogyakarta dan terahir masih berusia tiga tahun.
Meski anaknya yang kuliah mendapatkan beasiswa, namun biaya kebutuhan diperantauan seperti indekos juga masih tanggungannya.
Pengalamannya menjadi sopir, Lana menceritakan sudah dari tahun 1990 menjadi sopir di PO tersebut. Dia sebelumnya pernah menjadi supir angkutan kota, truk ekspedisi lintas pulau, ke Sumatera dan Bali, hingga akhirnya setia dengan Handoyo.
Bus yang dikendarai kru Handoyo tersebut akan mengahabiskan dana untuk bahan bakar Rp1,8 juta, tol Rp650 ribu, uang makan dan lain-lain.
Saat ini tarif bus dipatok sesuai hari. Pada Hari Senin sampai Kamis Rp175 ribu dan jika hari Jumat sampai Minggu bertarif Rp200 ribu. (fahmi).
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Mulai 1 Juli 2025, CommuterLine Basoetta hanya 39 Menit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tambah 70 Perjalanan Per Hari
- KAI Services Akan Tata Perparkiran di Stasiun Cikampek
- Insiden KRL dan Truk di Tangerang: KAI Imbau Masyarakat Lebih Tertib di Perlintasan Sebidang
- KAI Commuter dan DJKA Operasikan Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang
- AstraPay Dorong Inklusi Keuangan dan Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Ekonomi Digital
- Surabaya Unggul, KAI Logistik Perkuat Kinerja di Jawa Timur lewat Kemitraan dan Layanan Inovatif
- KAI Logistik Siapkan Strategi Hadapi Lonjakan Pengiriman Motor Selama Libur Panjang dan Tahun Ajaran Baru
- Skandal Upah dan PHK di Perum Percetakan Negara RI: Direksi PNRI Terancam Dilaporkan ke Polisi
- Catat Pertumbuhan 41% hingga Mei 2025, KAI Logistik Perluas Jangkauan Logistik Lintas Pulau Hingga ke Jayapura
- Aksi Bela Diri IPDA Hari Saktiawan Polsek Bantargebang Bikin Penonton Tegang
