press enter to search

Jum'at, 29/03/2024 17:07 WIB

Sri Mulyani Tegaskan Vaksin Merah Putih Sesuai Standar WHO

Dahlia | Selasa, 27/10/2020 20:15 WIB
Sri Mulyani Tegaskan Vaksin Merah Putih Sesuai Standar WHO Menteri Keuangan Sri Mulyani

Jakarta (aksi.id) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan vaksin virus corona atau covid-19 Merah Putih yang tengah diupayakan pemerintah Indonesia akan sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (World Health Organizations/WHO). Penegasan ini diberikan karena pengadaan vaksin corona menjadi sentimen yang mempengaruhi kondisi pasar.

Menurut Ani, sapaan akrabnya, penegasan ini penting untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat dan aspek kajian ilmiah dan berdasarkan sains dan standar kesehatannya tetap harus dipenuhi sesuai standar internasional.

"Pengadaan dan pelaksanaan program vaksinasi sangat tergantung pada uji klinis dan juga apakah mereka sudah melewati standar keamanan internasional dari WHO," kata Ani saat konferensi pers virtual hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) periode Kuartal III 2020, Selasa (27/10).

"Jadi Indonesia tidak menggunakan standar yang berbeda, kami menggunakan standar yang sama secara internasional untuk memberikan keyakinan bahwa kami tidak mempercepat atau tidak melakukan sendiri mekanisme dan standar yang akan menimbulkan persepsi pada keamanan dari vaksin tersebut," lanjut Ani.

Lebih lanjut, ia mengatakan keseriusan pemerintah menyediakan vaksin yang sesuai standar WHO juga tercermin dari persiapan fasilitas pengadaan. Saat ini, Kementerian Kesehatan tengah mengevaluasi seluruh fasilitas penyimpanan vaksin yang dibutuhkan nanti.

Bendahara negara mengatakan standar penyimpanan pun merujuk pada internasional di mana vaksin harus disimpan di tempat penyimpanan dengan suhu nol derajat atau cold strorage. "Sehingga vaksin tidak rusak dan sesuai standar WHO," imbuhnya.

Ani bilang saat ini sekitar 90 persen fasilitas penyimpanan vaksin di Indonesia sudah memenuhi standar WHO. Namun, masih perlu ditambah jumlahnya.

"Kami akan terus pantau merek-merek yang sudah muncul di internasional dan vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan, kami harap langkah-langkah ini membuat Indonesia bisa jadi negara yang ikuti perkembangan vaksin dan bisa vaksinasi awal dan beri dampak confidence bagi ekonomi," tuturnya.

Senada, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memandang pengadaan vaksin corona oleh pemerintah akan memberikan sentimen ke pasar. Bahkan, beberapa investor luar negeri sudah menaruh perhatian pada rencana pengadaan ini.

"Confidence investor global juga didukung karena Indonesia sudah lakukan pemesanan vaksin dari dua sumber," katanya.

Perry melihat kepercayaan investor tidak hanya akan menumbuhkan kondisi yang baik di pasar keuangan nasional, namun perekonomian Tanah Air.

"Penilaian investor dan negara-negara yang sudah ada pesanan vaksin itu menumbuhkan confidence karena keberadaan vaksin bisa dorong pemulihan aktivitas ekonomi dan bisa dorong memperkuat stabilitas sistem keuangan," tuturnya.

Sebelumnya, pemerintah memberi mandat pengadaan vaksin kepada PT Bio Farma (Persero). Rencananya, vaksin akan masuk dan didistribusikan pada November 2020.

Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan rencana vaksinasi virus corona bisa saja molor dari jadwal semula karena butuh waktu bagi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengeluarkan otorisasi penggunaan obat dalam kondisi darurat (emergency use authorization).

"Tadi Presiden telepon saya, tadinya rencana minggu kedua November, karena barangnya (vaksinnya) sudah dapat. Tapi bisa saja tidak kecapaian (kesampaian) minggu kedua November, bukan karena barangnya," kata Luhut.  (lia/sumber:cnnindonesia)