Di Juntikebon Ada Pengrajin Kain Tenun Masih Gunakan Tangan

INDRAMAYU (Aksi.id) - Kain tenun Gedogan merupakan salah satu produk kain tenun yang dibuat masyarakat Desa Juntikebon, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu, Jabar secara tradisional menggunakan tangan atau alat tenun bukan mesin.
Masyarakat Desa Juntikebon, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu sudah cukup lama memproduksi kain tenun Gedogan ini. Hanya sayangnya jumlah produksi kain tenun Gedogan ini masih cukup terbatas. Hal itu karena keterbatasan minat pembeli.
Kain tenun Gedogan bisa dibilang sebagai hasil karya besar masyarakat Desa Juntikebon. Kualitas produk kain tenun yang satu ini cukup bagus. Untuk itu diperlukan inovasi-inovasi yang lebih baik lagi agar kedepan minat masyarakat semakin tinggi dan produksinya pun meningkat.
Mengingat jumlah peminatkain tenun Gedogan masih terbatas, sampai saat ini jumlah produksi kain tenun Gedogan ini masih terbilang sedikit.
Bupati Indramayu Hj. Nina Agustina Dai Bachtiar saat berkunjung ke Desa Juntikebon melihat aktivitas seorang pengrajin kain tenun Gedogan bernama Ibu Sunerih tengah memproduksi kain tenun.
Kunjungan bupati itu sebagai upaya menginventarisi potensi di tengah masyarakat sehingga ke depan bisa dikembangkan. Bupati memperoleh penjelasan, selama ini pengrajin kain tenun Gedogan hanya beraktivitas memproduksi kain tenun manakala ada pemesan. “Kami hanya melayani pesanan pembeli saja,” ujarnya.
Bagaimanapun tidak boleh dibiarkan pengrajin kain tenun Gedogan ini. Sebab keahlian mereka didapat dari nenek moyang sehingga layak dipertahankan. Bahkan jika perlu dikembangkan agar pengrajinnya terus berkembang maju.
Bupati Hj. Nina Agustina menjelaskan, kualitas hasil kain tenun Gedogan ini bagus dan bermutu. Oleh sebab itu perlu dikembangkan supaya lebih banyak digeluti masyarakat lainnya. Kedepan produk kain tenun Gedogan ini harus bisa menjadi handmade dari wilayah Kecamtan Juntinyuat.
Ia berharap agar keterampilan tenun ini bisa masuk ke dalam program muatan lokal (Mulok) di sekolah dan secara masif mempromosikan kain tenun khas Indramayu agar lebih banyak diminati masyarakat. Jika peminatnya banyak maka pengrajinnya bisa terus memproduksi sehingga tetap lestari.
“Saya berharap kaum milenial bisa meneruskan dan melestarikan tradisi memproduksi kain tenun Gedogan ini,” ujarnya. (Taryani)
Artikel Terkait :
-Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Sikap Aptrindo soal Kemacetan di Terminal Petikemas NPCT. 1 & Depo
- Rancangan Istana Baru di Kaltim Berbentuk Garuda, Susi Pudjiastuti: Serem
- Camat Gambir Pantau Kesiapan Sekolah Untuk Tatap Muka
- ALFI : Sektor Logistik Bakal Tumbuh 7% Tahun ini
- Kisah Jurnalis Perang yang Berkelana Keliling Dunia Sejauh 12.000 Km Dengan Berjalan Kaki
- Terima Laporan Pelayanan Buruk, Bupati Sidak RSUD Indramayu
- Badui Logistik Gandeng PTP Multipurpose dengan layanan Total Logistic Services
- SMAIT Thariq Bin Ziyad Bekasi Sukses Gelar Haflah Akhirussanah
- `Pilot` Bus Maju Lancar: Mudik Jangan Dilarang, Rakyat Kecil Butuh Makan dan Ngurusin Anak-Anak
- Selasa Sore, Penumpang Bus Maju Lancar di Pool Bekasi Timur Membludak