press enter to search

Minggu, 05/05/2024 14:07 WIB

Ini Dia Ayana Moon Mualaf Asal Korea Selatan yang Temui Ustadz Abdul Somad

| Kamis, 12/03/2020 06:02 WIB
Ini Dia Ayana Moon Mualaf Asal Korea Selatan yang Temui Ustadz Abdul Somad Ayana Moon
 

 
Ustaz Abdul Somad atau UAS menerima buku dari Ayana Moon. (Instagram/@xolovelyayana)
 
AYANA Ji-hye Moon adalah seorang mualaf asal Korea Selatan yang lahir pada 28 Desember 1995. Namanya cukup terkenal di kalangan muslimah Indonesia. Sebagai seorang model, selebgram dan influencer.

Ayana Moon jauh-jauh datang ke Indonesia untuk bertemu dengan Ustadz Abdul Somad (UAS).
 
 
 

Bersama adiknya, Ayana Moon menemui UAS di JCC Senayan, Jakarta Pusat pada Ahad, 1 Maret 2020.

Dalam video yang beredar, Ayana Moon tampak grogi saat bertemu UAS.

Wanita cantik yang sudah mualaf itu menyerahkan sebuah buku kepada UAS. Buku itu berjudul “Ayana Journey To Islam”.

UAS mengaku senang dan berterima kasih kepada Ayana Moon yang telah memberinya sebuah buku.

“Terima kasih banyak. Senang bertemu dengan Anda,” kata UAS dalam bahasa Inggris saat menerima buku dari Ayana.

Buku yang diterima UAS berisi tentang perjalanan Ayana menjadi wanita mualaf.

“Kita perlu tau, bagaimana mereka dipilih Allah menemukan Iman. Karena kita tidak melalui jalan itu,” kata UAS di akun Instagramnya.

Ayana sendiri mengaku sangat senang bertemu dengan UAS. Ia menyatakan sudah lama mendambakan pertemuan tersebut.

"Akhirnya saya bisa bertemu Ustadz Abdul Somad. Sebenarnya saya ingin sekali bertemu Ustadz sejak dulu tapi belum diberi kesempatan,” tulis Ayana di Instagram miliknya, @xolovelyayana.

“Saya merasa terhormat bertemu dan bisa memberi buku saya untuk Ustadz Abdul Somad. Terima kasih saya sudah diizinkan foto bersama @ustadzabdulsomad_official,” tambah Ayana.

Pertemuan UAS dan Ayana Moon mendapat respon positif dari warnaget. Mereka mendoakan agar UAS dan Ayana Moon berjodoh.

“@xolovelyayana beruntung Klo berjodoh dengan ustad Abdul somad ustad yg sederhana bener2 ihklas membantu agama Allah. Semoga berjodoh allahumma amin,” tulis @adamadlie.

Keluarga Mapan
 
Lahir dari keluarga yang mapan dan begitu terpelajar di Korea, menjadikan Ayana sebagai murid terpandai yang memiliki jiwa kompetitif sejak ia duduk di Sekolah Dasar. Bahkan, Ayana sendiri bercerita bahwa dulunya ia merupakan orang yang sombong dan pelit senyum. Akan tetapi semua itu berubah ketika ia masuk Islam.

"Awalnya saya itu sombong, setelah masuk Islam saya mulai sabar, hati saya tenang. Dan saya menemukan diri saya yang mulai mencintai diri sendiri,” kata Ayana saat peluncuran buku ‘Ayana Journey to Islam’ pada IBF 2020 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat pada Ahad (1/3).
 
 
Melalui kakeknya, pertama kali ia mendengar cerita tentang dunia Islam di Timur Tengah. Cerita itu begitu menarik hatinya, sehingga berusaha mencari tahu lebih jauh tentang Islam. Ia pun sering mengikuti kelas yang membahas tentang Islam di Korea dan menghabiskan cukup banyak waktu untuk mempelajari segala hal yang berhubungan dengan Islam.

“Aku sadar bahwa aku tidak hanya menyukai proses belajar tentang Islam, tetapi aku juga menemukan rasa tenang di dalam Islam. Rasa tenang yang tidak pernah aku rasakan di tempat lain,” ucapnya.

Pada 29 April 2012, Ayana memutuskan untuk mengucapkan kalimat syahadat. Saat itu usianya baru menginjak 16 tahun dan ia masih duduk di bangku SMA. Namun keputusannya untuk memeluk Islam telah cukup kuat.

Kabar keputusannya yang akhirnya memilih Islam tersebut, tidak langsung ia kabarkan kepada keluarganya. Selama setahun ia menyembunyikan hal itu. Keluarga Ayana mengetahui ia memeluk agama Islam, dari berubahnya sikap dan perilaku Ayana yang dilakukannya mengikut ajaran Islam.

Perjuangan Ayana dalam hijrah bukanlah hal yang mudah, ia mengalami banyak kesulitan. Saat keluarganya mengetahui Ayana masuk agama Islam, keluarganya tidak setuju dan memutuskan hubungan finansial. Namun, hal itu tidak membuat Ayana menyerah, bahkan hal tersebut menguatkan dirinya untuk tetap dengan keputusannya.

Di Korea Selatan, agama Islam sangat minoritas, walaupun perkembangannya cukup meningkat, sulit bagi dirinya untuk mempelajari lebih dalam tentang Islam dan beradaptasi. Oleh karena itu, Ayana memutuskan pergi ke Malaysia untuk melanjutkan kuliah dan mendalami agama Islam tanpa ada dukungan dari orangtua.

Selama di Malaysia, Ayana bekerja keras untuk bertahan hidup sebagai mahasiswa di negeri orang lain. Hal itu menjadikannya pribadi yang pekerja keras, dengan mengambil semua pekerjaan yang bisa ia lakukan. Jika ada waktu luang, Ayana selalu berusaha menggunakan waktunya untuk belajar. Dalam hidupnya, ia belum pernah merasakan hidup yang sulit seperti ini.

Setahun berada di Malaysia, sang ibu akhirnya mengunjunginya dan menangis melihat kondisinya. Ayana pun sempat ingin menyerah saat sang ibu memintanya untuk kembali ke Korea. Akhirnya, ia pun mengakui kegagalannya akan rencananya tersebut dan memutuskan untuk kembali ke Korea.

Sebelum kembali ke Korea, Ayana mengunjungi Indonesia untuk melakukan perjalanan singkat. Tidak disangka, wanita kelahiran 1995 itu mendapatkan panggilan untuk mengisi sebuah acara di TV swasta Indonesia.

Berkat acara tersebut, nama Ayana seketika langsung menjadi viral. Ayana pernah tampil di TV Malaysia, namun tidak ada respon yang besar. Berbeda dengan Indonesia yang membuat sosoknya semakin di kenal orang-orang.

Sejak memeluk Islam, ia pun menjadi ikon bagi muslimah di Indonesia. Ayana kini di sibukkan dengan kegiatan di Indonesia dan juga Malaysia. Banyak tawaran iklan dan undangan yang datang. Ia didaulat oleh beberapa brand amabassador.

Selama di Indonesia membuatnya merasa lebih positif, Ayana sering mengikuti acara kajian bersama sahabat-sahabatnya yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Menurutnya, orang-orang Indonesia sangat ramah-ramah. Merasa nyaman, akhirnya
ia memutuskan untuk tingggal di Indonesia lebih lama.

Itulah sepenggal kisah tentang perjalanan Ayana Jihye Moon yang menjadi seorang mualaf. Semoga kisah ini dapat menginspirasi pembaca dan muslimah lainnya di berbagai tempat.