press enter to search

Rabu, 24/04/2024 22:38 WIB

Dokter Carissa Grani Mualaf Gara-gara Corona, Beratnya Perjuangan Dianiaya hingga Bercerai

Redaksi | Rabu, 21/04/2021 07:50 WIB
Dokter Carissa Grani Mualaf Gara-gara Corona, Beratnya Perjuangan Dianiaya hingga Bercerai drg. Carissa Grani Mualaf

JAKARTA (aksi.id)  – Dokter Carissa Grani tak pernah menyangka akan mendapat hidayah untuk memeluk agama Islam. Drg Carissa Grani masuk Islam gara-gara corona. Dokter gigi lulusan Universitas Indonesia (UI) ini menceritakan pengalamannya pindah agama dari Kristen ke Islam.

Dokter yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jakarta ini resmi memeluk agama Islam pada 15 Maret 2020.

Saat itu, virus corona atau Covid-19 mulai mewabah di tanah air. Ia tersentuh lantaran ada anjuran memakai masker dan mencuci tangan untuk menghindari penularan virus corona.

Menurutnya, anjuran memakai masker dan mencuci tangan merupakan kebiasaan umat Islam. Dalam sehari semalam, orang Islam wajib mencuci tangan dan membasuh muka minimal lima kali sehari atau yang dikenal dengan wudhu.

Umat Islam wajib berwudhu saat hendak melaksanakan ibadah salat. “Itu kan kita mulai digalakkan untuk pake masker, sering cuci tangan, terus nggak boleh jabat tangan,” ungkapnya, dikutip dari kanal YouTube Rasil TV.

“Entah kenapa saya berpikirnya saat itu kayak melihat wanita muslimah yang jaga wudhu, yang nggak boleh salaman gitu kan,” ucapnya.

Carissa yang berlatar pendidikan medis merasa ajaran agama Islam sangat baik karena dapat menghindarkan diri dari penyakit.

Perempuan kelahiran 1984 ini pun iseng untuk mencari tahu mengenai manfaat wudhu dan manfaat gerakan salat.

Carissa mulai mencari tahu mengenai agama Islam mulai dari yang sederhana. Ternyata, gerakan salat sangat berguna untuk kesehatan tubuh.

“Saya lihat kok secara medis ilmiah bisa dibuktikan, tapi juga ajaran agamanya masuk gitu,” bebernya.

“Berawal dari situ sih, gerakan salat, kenapa jarinya gini harus begitu ditekan, secara medis itu bisa dijelaskan,” tambah Carissa.

Drg Carissa Grani Sempat Ragu

Carissa Grani pun mulai mendalami Islam. Ia belajar Islam dari YouTube. Namun dia sempat ragu karena bacaan salat dan doa itu-itu saja, selalu diulang. “Hafalan, kayaknya ini doanya atau bacaannya diulang-ulang, itu sepengetahuan saya aja,” ucapnya.

Namun, setiap dia meragukan sesuatu justru dia dengan cepat mendapatkan jawabannya. Dari aspek ilmu pengetahuan, perputaran bumi pun ada hitung-hitungannya sendiri, sehingga ada jam yang menunjukkan waktu.

Di tengah pertentangan batin, Carissa sampai tidak beribadah selama dua minggu. Ia tak lagi ke gereja. Padahal, dia termasuk pelayan di gereja.

Keluarga Carissa adalah orang terpandang. Bahkan, mertuanya merupakan lulusan S2 teologi.

Carissa seperti berada di persimpangan jalan, antara tetap pada agama lama atau memilih masuk Islam. “Antara saya masih lakukan yang lama tapi kok kosong, tapi untuk melakukan (ibadah) secara Islam belum bisa, belum belajar,” katanya

Setelah dua minggu tidak ibadah, Carissa akhirnya memutuskan untuk memilih. “Nggak bisa nih saya harus ngalah, harus salah satu saya pikir gitu,” akui Carissa.

Akhirnya Carissa memutuskan untuk menceritakan kegelisahannya kepada temannya yang beragama Islam. Temannya pun merespon dengan baik lantaran Carissa memiliki ketertarikkan untuk belajar Islam.

Teman Carissa menyarankan agar datang ke Mualaf Center di Jakarta Barat. Teman Carissa berpesan untuk mencari yang akhwat. Jika akhwat itu menjelekkan agama lama Carissa, maka jangan diteruskan.

Selain itu, jika akhwat itu tidak mengajarkan tauhid, maka tidak usah memeluk Islam. Akhirnya Carissa memutuskan untuk menemui Bunda Sri yang ada di Mualaf Center.

Singkat cerita, Carissa pun memeluk agama Islam. Namun keputusannya tidak diketahui oleh suami maupun ayah dan ibunya.

Tidur Terpisah dari Suami

Sejak masuk Islam, Carissa Grani memilih tidur terpisah dari suami.  Ia memilih tidur di kamar anaknya. Sebab, Bunda Sri berpesan, haram hukumnya berhubungan dengan suami sejak Carissa menyatakan diri masuk Islam.Meski sudah memutuskan untuk memeluk Islam, Carissa tetap galau. Namun dia tetap mempelajari Islam.

Bahkan, dia menargetkan untuk membaca terjemahan Alquran 30 juz. Ia ingin memahami secara mendalam tentang Islam.

“Waktu saya berpikir, jika saya baca terjemahan Alquran dan menemukan hal-hal yang bertentangan, maka kemungkinan saya akan kembali ke agama lama saya,” ucapnya.

Namun semakin dia pelajari Alquran, semakin dia yakin bahwa keputusannya tidak salah. Sebab, dia tidak menemukan ayat-ayat yang bertentangan, seperti yang terjadi ada pada agama lamanya.

Setelah sebulan lebih memeluk Islam secara diam-diam, akhirnya ketahuan juga sama suaminya. Maka terjadilah malapetaka hingga drg Carissa Grani menjadi korban KDRT oleh suaminya. 

Dokter gigi lulusan Universitas Indonesia (UI) sempat dianiaya suami. Ia ditampar, rambutnya dijambak hingga kepalanya dibenturkan ke tembok.

Dokter kelahiran 1984 ini juga difitnah selingkuh dan digosipkan dihamili orang lain.

Tak cuma itu, dr Carissa Grani juga sempat menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya sendiri. Ia diancam dibunuh bersama anak-anaknya.

Carissa Grani akhirnya kabur dari rumah bersama ketiga anaknya tanpa membawa apapun. Ia mengungsi ke Sentul Bogor selama berbulan-bulan.

Dua hari pertama tinggal di Sentul, Carissa Grani merasa sangat menderita. Dia tidak bisa ganti baju dan tidak punya susu untuk anaknya.

Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jakarta ini terpaksa menunggu uluran tangan dari teman-temannya.

Carissa harus membayar mahal keputusannya masuk Islam. Ia terpaksa bercerai dari suami tercinta.

Pengalaman pahit itu diceritakan drg Carissa Grani di kanal YouTube Rasil TV berjudul ‘drg. Carissa Grani, MM. AAAK. || Corona Membawa Saya Masuk Islam’ pada Sabtu, 17 April 2021.

dr Carissa Grani  Galau Saat Cerai

dr Carissa Grani mengaku beberapa kali ragu saat mendapat ujian berat dari Allah SWT.

“Justru ketika ngurus perceraian itu saya ragu, kayak setan bisikin ‘kamu yang ngerusak, kamu yang nyabut kebahagiaan anak-anak’, kaya gitu,” ucap Carissa.

Carissa juga sempat galau ketika suaminya mengatakan sudah tobat dan berharap agar Carissa membatalkan perceraian.

Ketika muncul keraguan dalam hatinya, Carissa memilih untuk berzikir dan berdoa agar diberikan petunjuk.

“Kalau ada bisikan kayak gitu, saya zikir lagi. Kayak Allah bilang bahwa siapa tahu saya justru pembuka jalan hidayah buat keluarga saya,” ucapnya.

Menurut Carissa, hidayah itu murni dari Allah dan hanya Allah yang mengetahuinya.

“Kalau ajaran (Islam) saya enggak ragu, tapi kalau anak, saya ragu,” bebernya.

Sejak awal pernikahan, Carissa selalu mewanti-wanti agar tidak bercerai dari suaminya. Namun, keputusannya masuk Islam membuatnya harus berpisah dari sang suami.

“Itu yang saya pertahankan dari dulu, jangan sampai bercerai lah. Tapi akhirnya saya berpikir gini, itu kan semua label yang diberikan dunia,” jelasnya.

“Apa gunanya saya punya keluarga yang utuh, tapi akhirnya saya enggak selamat,” sambungnya.

Ia mengatakan bahwa di akhirat kelak, masing-masing pribadi bertanggungjawab atas perbuatannya di dunia.

“Di akhirat pertanggungjawabannya sendiri-sendiri. Ya, udah saya ambil resiko itu. Saya percaya, masa iya sih kalau saya sama Allah, anak-anak saya jadi berantakan,” imbuhnya.

Mulai Diterima Keluarga

dr Carissa Grani sempat berpikir dia akan hidup sebatangkara setelah memutuskan pindah agama. Namun dia berhasil melewati ujian berat dalam hidupnya. Pertolongan Allah selalu datang pada waktu yang tepat.

Suami yang sempat mengancam akan membunuh dirinya dan anak-anaknya berubah pikiran saat ditangkap terkait kasus KDRT.

Suaminya meminta damai dan siap menuruti semua kemauan Carissa, termasuk soal hak asuh anak dan harta gono-gini setelah bercerai.

Suami menyerahkan rumah dan mobil kepada Carissa. Hak asuh anak juga jatuh ke tangan Carissa.

Tak cukup setahun, Carissa juga sudah bisa diterima kembali di lingkungan keluarganya.

Meski begitu, Carissa tetap menghargai keyakinan keluarganya. Jika hendak salat, Carissa memilih sembunyi di kamar.

Lama-kelamaan, keluarganya pun bisa menerima keputusan Carissa beribadah tanpa sembunyi-sembunyi lagi.

“Sampai akhirnya saya kelihatan salat pun, mereka malah (bilang) ‘jangan berisik’. Anak-anak saya juga yang kecil ‘jangan gangguin mamah lagi salat’. Mereka menghargai itu,” ucapnya.

“Puasa ini, saya disiapin sahurnya, berbuka. Ini puasa (Ramadan) kedua, alhamdulillah,” tandas dr Carissa Grani.  (ny/Sumber:pojoksatu.id)