Tips Hadapi Anak Tantrum
Dahlia | Selasa, 19/11/2019 20:14 WIB

Bekasi (aksi.id) - Menginjak usia 15 bulan sampai 6 tahun, Anda mungkin akan melihat anak Anda mengalami tantrum. Ya Moms, tantrum adalah sebuah kondisi di mana si kecil kesulitan mengontrol emosinya, yang ditunjukkan dengan tindakan agresif seperti menangis sambil berteriak, memukul, hingga melempar barang.
Penyebab tantrum sendiri bisa beragam. Bisa karena anak lapar, tidak memahami emosinya, membutuhkan perhatian Anda, menginginkan sesuatu hal tetapi tak bisa memilikinya, dan ketika ia tidak menyukai instruksi yang Anda minta.
Lantas, jika anak tantrum saat keinginannya tidak dituruti, haruskah orang tua mengalah?

Moms, mengalah dan memberikan apa yang anak minta saat si kecil tantrum mungkin memang akan cepat meredakan gejolak emosinya. Namun, hal itu bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
Psikolog dari Rumah Dandelion, Orissa Anggita Rinjani, M.Psi, Psi, mengatakan orang tua sebaiknya konsisten dengan jawaban yang sudah diberikan. Misalnya, jika orang tua tidak menyetujui keinginan anak, maka jangan mengubah pernyataan itu, sekalipun anak tantrum.
"Sebaiknya (jawaban) tidak berubah ketika anak tantrum. Karena jika ini jadi pola berulang, maka anak akan belajar seperti `nangis aja lebih lama atau kencang, nanti mama atau papa juga mengalah," kata Orissa saat dihubungi kumparanMOM, Jumat (13/11).

Alih-alih menuruti keinginan anak saat tantrum, Orissa menambahkan, orang tua sebaiknya membantu anaknya menenangkan diri. Misalnya dengan cara memberitahu bahwa Anda memahami keinginannya, namun ada batas yang harus anak patuhi.
Sebisa mungkin, cobalah untuk tidak terpancing emosi saat anak sedang mengamuk. Hindari pula memberi ancaman atau justru memarahi anak ketika sedang tantrum, karena hal itu justru akan membuat situasi semakin buruk.
"Caranya bukan dengan ancaman atau memarahi anak, tapi bisa dengan cara dipeluk, ditepuk-tepuk tangannya, diberikan waktu untuk menangis untuk meluapkan emosi. Tapi tetap, jangan memberikan penyebab tantrum anak. Mungkin itu solusi instan, tapi itu berdampak negatif untuk jangka panjangnya," tutup Orissa. (Lia/sumber:kumparan)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Rayakan Masa Liburan Sekolah Bersama Kids Fun Menu Persembahan Kuliner Kereta
- Polsek Bantargebang Tunjukkan Aksi Bela Diri Terbaik Dalam kejuaraan Kapolres Metro Bekasi Kota Cup
- Robot Humanoid hingga Robot Dog, Polri Tampilkan Inovasi Teknologi Jelang Hari Bhayangkara
- Anak Aniaya Ibu Kandung Gegara Gagal Pinjam Motor, Terancam 5 Tahun Penjara
- Mulai 1 Juli 2025, CommuterLine Basoetta hanya 39 Menit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tambah 70 Perjalanan Per Hari
- Insiden KRL dan Truk di Tangerang: KAI Imbau Masyarakat Lebih Tertib di Perlintasan Sebidang
- KAI Commuter dan DJKA Operasikan Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang
- KAI Services Akan Tata Perparkiran di Stasiun Cikampek
- AstraPay Dorong Inklusi Keuangan dan Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Ekonomi Digital
- Surabaya Unggul, KAI Logistik Perkuat Kinerja di Jawa Timur lewat Kemitraan dan Layanan Inovatif
