Dubes China Jamin Investasi di Indonesia Tak Terpengaruh Isu Natuna

JAKARTA (Aksi.id) - Duta Besar China di Jakarta, Xiao Qian, memastikan hubungan bilateral dengan Indonesia, terutama dalam hal kerja sama ekonomi dan investasi, tetap berjalan baik di tengah perbedaan pendapat soal perairan di dekat Natuna, Kepulauan Riau.
"Saya tak berpikir demikian (memengaruhi hubungan ekonomi). Tidak, tidak memengaruhi investasi China ke Indonesia," ucap Xiao di Bursa Efek Indonesia.
Xiao menegaskan China dan Indonesia memiliki hubungan baik meski tak menampik bahwa kedua negara terkadang juga memiliki perspektif yang berbeda.
Namun, dia mengatakan Indonesia-China mampu menyelesaikan perbedaan pendapat itu melalui komunikasi yang tetap berjalan dengan baik.
"Kami bisa menyelesaikan masalah ini. Kami memiliki komunikasi yang baik dan saya pikir masalah kami akan terselesaikan dengan baik," kata Xiao, Kamis (9/1).
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menuturkan proses diplomasi Indonesia-China terkait isu Natuna membutuhkan waktu.
Luhut meluruskan bahwa China tidak pernah meminta Indonesia menjual kedaulatan Indonesia dengan iming-iming investasi.
"China pun tidak pernah minta kepada kita supaya men-trade off antara kedaulatan kita dengan investasi, enggak ada urusan dengan itu. Kedaulatan is kedaulatan," kata Luhut.
Relasi China-Indonesia terus menjadi sorotan setelah puluhan kapal ikan Tiongkok menerobos masuk dan menangkap ikan dengan ilegal di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Meski TNI Angkatan Laut dan Badan Keamanan Laut RI (Bakamla) telah melakukan pengusiran, kapal-kapal ikan China itu yang dikawal coast guard dan kapal fregat berkeras untuk tetap berada di ZEE Indonesia.
TNI bahkan telah mengirim 4 jet tempur F-16 dari Skadron Udara 16 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin ke perairan Natuna. Keempat pesawat perang itu dikirim untuk melakukan patroli.
Kementerian Luar Negeri Indonesia sudah melayangkan nota protes kepada China, namun Beijing mengklaim kawasan itu masih termasuk kawasan nelayan tradisionalnya sejak dulu. (ds/sumber CNN)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Operasi Patuh 2025: Fokus Edukasi dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
- Polda Metro Jaya evakuasi 254 Warga Kebon Pala yang mengalami musibah Banjir
- Ribuan Biker Ramaikan Bhayangkara Scooter Days di Jakarta, Kapolda: Ini Wadah Kampanye Safety Riding
- Polisi Baik Polsek Kepulauan Seribu Utara Bantu Penumpang Turun Kapal, Cegah Sajam dan Narkoba Masuk Dermaga
- PT Patra Drilling Contractor Gelar Culture Day Vol. 1, Wujudkan Lingkungan Kerja Sehat dan Kolaboratif
- Patroli Satpolairud Polres Kepulauan Seribu Antisipasi Perompak, Himbau Gunakan Life Jacket dan Waspada Cuaca Buruk
- Mantap, Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Raih Penghargaan Bergengsi dalam Rakernis Perencanaan Polda Metro Jaya 2025
