press enter to search

Kamis, 09/05/2024 08:55 WIB

Takut Taliban, 1.000 Tentara Afghanistan Kabur ke Tajikistan

Redaksi | Rabu, 07/07/2021 08:26 WIB
Takut Taliban, 1.000 Tentara Afghanistan Kabur ke Tajikistan Ilustrasi tentara Afghanistan di lokasi serangan bom. (AP/Rahmat Gul)

Jakarta (Aksi.id)  -- Lebih dari seribu tentara di kawasan utara Afghanistan kabur ke Tajikistan pada Minggu (4/7) pekan lalu karena takut diserbu oleh milisi Taliban yang terus menyerang.

Kondisi itu memperlihatkan situasi konflik bersenjata di Afghanistan semakin mengkhawatirkan di tengah proses penarikan mundur pasukan koalisi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Amerika Serikat yang dijadwalkan selesai pada 11 September mendatang.

Dilansir Reuters, Selasa (6/7), gelombang aparat keamanan Afghanistan yang kabur ke Tajikistan pada akhir pekan lalu menjadi yang terbesar.

Saat ini Taliban mengklaim berhasil merebut enam kota di Provinsi Badakshan yang berbatasan dengan Tajikistan dan China. Hal itu membuat sekitar 1.037 tentara Afghanistan melarikan diri ke Tajikistan karena takut ditangkap milisi Taliban.

"Kami memberi perhatian khusus atas situasi yang memanas di utara Afghanistan yang berbatasan dengan Tajikistan," demikian isi pernyataan Kantor Kepresidenan Tajikistan

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dan Presiden Tajikistan, Emomali Rakhmon, membahas persoalan itu lewat dialog melalui sambungan telepon. Emomali mengatakan dia sangat menyoroti tentang aparat keamanan Afghanistan yang nekat menerobos perbatasan untuk menghindari Taliban.

Menurut sumber seorang pejabat Afghanistan, dia membenarkan tentang kejadian para tentara yang kabur ke Tajikistan tapi beralasan tidak mengetahui pasti jumlahnya.

"Taliban menutup seluruh jalan dan mereka tidak bisa kemana-mana kecuali melintasi perbatasan," kata sumber itu.

Saat ini Taliban sudah tidak lagi menargetkan serangan kepada pasukan asing. Namun, pertempuran mereka dengan tentara Afghanistan semakin sengit.

Pekan lalu milisi Taliban merebut kota di Provinsi Kandahar, dan membuat aparat keamanan Afghanistan terpaksa mundur.

Emomali kemudian memerintahkan angkatan bersenjata mengerahkan 20 ribu tentara cadangan untuk memperkuat perbatasan dengan Afghanistan. Dia juga meminta bantuan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk membantu mereka karena negara itu mempunyai pangkalan militer di Tajikistan.

Putin menyatakan siap membantu Tajikistan jika mengalami kesulitan dengan pergolakan yang terjadi di Afghanistan menjelang penarikan mundur pasukan koalisi asing.

Tajikistan kini juga tengah bersiap jika mereka harus menampung arus pengungsi jika konflik bersenjata antara Taliban dan pemerintah Afghanistan semakin sengit.

Pangkalan militer Rusia di Tajikistan adalah warisan dari masa Uni Soviet ketika blok itu mencoba menguasai Afghanistan pada 1979. Akan tetapi, upaya itu gagal dilakukan karena perlawanan dari Taliban dan milisi lain di Afghanistan dan membuat Uni Soviet menarik pasukan pada 1989.   (ny/Sumber: CNNIndonesia)