press enter to search

Minggu, 13/07/2025 14:03 WIB

Ditilang Saat Cari Kerja, Mualaf Malah Dapat `Hadiah` Jadi Pengurus Musola di Mapolres

Redaksi | Senin, 11/11/2019 10:43 WIB
Ditilang Saat Cari Kerja, Mualaf Malah Dapat `Hadiah` Jadi Pengurus Musola di Mapolres Saut Maruli Tua Aritonang (28), istrinya Meta Hutauruk (28) dan Kasat Lalu Lintas Polres Bengkalis, AKP Hairul Hidayat. (ist)

BENGKALIS (Aksi.id) - Saut Maruli Tua Aritonang (28) dan istrinya Meta Hutauruk (28) tak menyangka razia saat operasi zebra membuatnya dapat pekerjaan baru.

Padahal saat itu, sepeda motornya ditindak langsung (tilang) oleh polisi lalu lintas Polres Bengkalis. Apalagi dia sudah 3 tahun tidak bayar pajak kendaraannya.

"Ibu itu bilang dia mualaf, dan sedang hamil dua bulan. Suaminya tetap saya tilang, tapi saya tawarkan jadi pengurus musala atau gharim di Mapolres Bengkalis," kata Kasat Lalu Lintas Polres Bengkalis, AKP Hairul Hidayat, Senin (11/11).

Cerita berawal ketika Saut membonceng istrinya yang tidak menggunakan helm. Saat mau ditilang, Saut menemui Hairul yang kebetulan berada di lokasi.

Hairul berdiri tak jauh dari tempat mereka terkena razia di Jl Hangtuah-Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis. Kejadian itu pada Senin (4/11) lalu. Petugas kemudian meminta Saut menunjukkan kelengkapan surat kendaraan.

"Dia memohon agar saya membebaskannya dari tilang. Tentulah tidak bisa, saya tegaskan tetap ditilang," kata Hairul.

Saut kembali memohon kepada Hairul dengan menyebutkan bahwa dirinya adalah rakyat yang susah dan sedang mencari pekerjaan. Namun, Hairul tidak yakin karena melihat penampilan Saut sangat rapi, dengan sepatu dan pakaian yang bagus.

Hairul masih tidak percaya dengan alasan itu. Saut pun menjauh dari Hairul, dengan membujuk polisi lainnya. Tiba-tiba, istri Saut, Meta, mendatangi Hairul sambil memohon agar tidak ditilang. Meta menceritakan, dia menemani suaminya untuk mencari pekerjaan.

Meta juga mengaku seorang mualaf, dan sedang hamil 2 bulan. Meta dan Saut baru menikah sekitar 4 bulan lalu. Merasa iba, Hairul menawarkan pekerjaan pada pasangan suami istri itu.

"Saya tawarkan kepada Meta, agar suaminya bekerja sama kita sebagai gharim musala di Mapolres Bengkalis. Honornya saya lebihkan dari honor dia di tempat sebelumnya, tapi tetap saya tilang," kata Hairul.

Ternyata keluhan Meta bukan hanya soal pekerjaan suaminya. Sepeda motor yang mereka kenderai ternyata belum bayar pajak selama 3 tahun. Bahkan, pakaian bagus, dan sepatu yang digunakan Saut itu meminjam dari saudaranya khusus untuk melamar pekerjaan agar terlihat rapi.

Suami Sempat Salah Paham ke Polisi

Hairul kemudian berjanji akan membayarkan biaya tilang, sekaligus pajak motor mereka selama 3 tahun karena terbayang perjuangan mereka. Mendengar tawaran bantuan itu, Meta yang berdiri jarak selangkah dari Hairul langsung menangis tersedu-sedu.

Saut yang melihat dari kejauhan langsung berlari menuju Meta. Raut wajah emosi Saut tidak terbendung, dia bertanya kenapa Hairul membuatnya menangis.

Saut juga menuding Hairul bekerja tidak profesional, karena urusan tilang kendaraan membuat istrinya meneteskan air mata.

"Saya sadar, dia salah paham. Saya meminta agar istrinya menjelaskan kenapa dia menangis kepada Saut, tapi istrinya belum bisa ngomong dan masih terus menangis," kata Hairul.

Hairul pun bingung. Dia dihadapkan dengan dua perasaan. Si istri merasa terharu hingga menangis terisak-isak, sedangkan suaminya marah-marah karena menyangka Hairul yang membuatnya menangis.

Akhirnya Hairul menceritakan bahwa pajak kendaraan motor mereka yang mati pajak 3 tahun akan dibayarkan dan Saut juga akan diberikan pekerjaan dengan honor yang lebih layak.

Ternyata tawaran itu tak membuat emois Saut reda. Dia menolak karena istrinya sudah dibuat menangis oleh Hairul.

Dengan nada lirih, akhirnya Meta mengeluarkan kalimat kepada suaminya. Akhirnya Saut merasa bersalah dan meminta maaf kepada Hairul. Mereka diminta untuk datang ke kantor Satlantas Polres Bengkalis di Kota Duri.

Bagaimana dengan surat tilang itu?. Hairul tetap menilang kendaraan Saut, namun dia yang membayarkan biaya tilangnya. Karena bagi Hairul, pelanggaran tetaplah pelanggaran.

Usai operasi Zebra, Saut dan istrinya menuju Kantor Satlantas Polres Bengkalis pukul 13.00 Wib. Mereka bersyukur masih ada orang yang prihatin dengan nasibnya.

Saya tawarkan kepada mereka, agar berangkat segera ke Bengkalis, untuk menjadi Garim di Musala Dzikirullah. Karena di sana juga tidak ada gharimnya," kata Hairul.

Keesokan harinya, Saut dan Meta diberangkatkan menuju Pulau Bengkalis dengan mobil anggota kepolisian. Mulai 5 November, Saut bekerja di musala itu dan mendapat tempat tinggal di Mess kepolisian Polres Bengkalis.

Selain tempat tidur yang nyaman, ruangannya juga menggunakan Air Conditioner. Tak hanya itu, Saut juga akan diberi pekerjaan tambahan jika suatu waktu tenaganya dibutuhkan polisi di kompleks Mapolres Bengkalis. Tentunya dengan honor yang ditambah pula, di luar dari gajinya sebagai gharim.

"Saya tidak menyangka semua ini terjadi. Selain kita juga butuh tenaga Bang Saut, juga merasa ingin membantu orang yang sedang membutuhkan pekerjaan. Pak Kapolres (AKBP Sigit Adiwuryanto) juga setuju saya ajak Bang Saut bekerja. Sesama manusia, siapapun orangnya wajib kita bantu," tutup Hairul. (ds/sumber merdeka)