Prediksi SCI: Sektor Pergudangan bakal terkontraksi 1,84 %

BANDUNG-(Aksi.id) -Supply Chain Indonesia (SCI) memproyeksikan sektor pergudangan di Indonesia akan terkontraksi sebesar 1,84% hingga akhir tahun 2021 (y-on-y).
Ini didasarkan analisis atas perkembangan kontribusi sektor pergudangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari triwulan I-2019 hingga triwulan I-2021 dari data Badan Pusat Statistik (BPS).
Dengan kontraksi sebesar itu, sektor pergudangan diperkirakan akan berkontribusi sebesar Rp131,0 triliun terhadap PDB tahun 2021. Pada tahun 2020 subsektor ini berkontribusi terhadap PDB sebesar Rp131,6 triliun atau terkontraksi sebesar 17,61% (y-on-y) dari kontribusi sebesar Rp153,1 triliun pada tahun 2019.
Hal itu disampaikan Chairman SCI Setijadi dalam Webinar “Smart Warehouse untuk Peningkatan Efisiensi, Produktivitas, dan Profitabilitas Perusahaan” pada 17 Juli 2021.
Pembicara lain dalam webinar itu adalah Deputy Director of Global Supply Chain PT Kalbe Farma, Tbk. Berty Argiyantari dan Value Added Partner Manager PT Signify Commercial Indonesia Danny Gunadi.
Setijadi menjelaskan dari webinar itu mengemuka potensi implementasi “smart warehouse” yang penting untuk meningkatkan kinerja pergudangan. Peningkatan kinerja ini tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya operasional pergudangan, tetapi juga produktivitasnya.
Implementasi “smart warehouse” mencakup empat elemen kunci. Pertama, aspek SDM yang berkaitan dengan competency, adapt to change, growth mindset, dan learning ability. Kedua, teknologi yang unggul dalam hal agility, scalability, dan visibility.
Ketiga, proses yang mencakup regulatory compliance, lean and seamless operation, dan continuous improvement. Keempat, aspek lingkungan yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja.
Salah satu aspek teknologi dalam pergudangan yang penting adalah pencahayaan untuk meningkatkan efektivitas operasional dan produktivitas, dan mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
Salah satu bentuk teknologi pencahayaan di gudang adalah “smart lighting” dengan sensor untuk penyesuaian pencahayaan sesuai kebutuhan operasional. Di samping berdampak terhadap efisiensi energi, hal ini juga berpotensi meningkatkan produktivitas pergudangan.
Sistem dengan sensor dalam “smart lighting” tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk membaca produktivitas kerja, sehingga perusahaan mendapatkan data yang valid untuk membuat insiatif lanjutan, seperti re-layout atau proses perbaikan lainnya.
Implementasi “smart warehouse” diharapkan dapat meningkatkan kinerja pergudangan dan memulihkan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional seperti sebelum pandemi Covid-19. (wilam)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Mulai 1 Juli 2025, CommuterLine Basoetta hanya 39 Menit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tambah 70 Perjalanan Per Hari
- KAI Services Akan Tata Perparkiran di Stasiun Cikampek
- Insiden KRL dan Truk di Tangerang: KAI Imbau Masyarakat Lebih Tertib di Perlintasan Sebidang
- KAI Commuter dan DJKA Operasikan Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang
- AstraPay Dorong Inklusi Keuangan dan Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Ekonomi Digital
- Surabaya Unggul, KAI Logistik Perkuat Kinerja di Jawa Timur lewat Kemitraan dan Layanan Inovatif
- KAI Logistik Siapkan Strategi Hadapi Lonjakan Pengiriman Motor Selama Libur Panjang dan Tahun Ajaran Baru
- Skandal Upah dan PHK di Perum Percetakan Negara RI: Direksi PNRI Terancam Dilaporkan ke Polisi
- Catat Pertumbuhan 41% hingga Mei 2025, KAI Logistik Perluas Jangkauan Logistik Lintas Pulau Hingga ke Jayapura
- Aksi Bela Diri IPDA Hari Saktiawan Polsek Bantargebang Bikin Penonton Tegang
