Eks Pemimpin Teroris Poso Ucap Ikrar Setia ke NKRI
JAKARTA (Aksi.id) - Eks pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Muhammad Basri Bin Barjo alias Bagong, mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Basri yang merupakan mantan anak buah Santoso diketahui telah mendekam di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Jawa Tengah setelah menyerahkan diri ke polisi pada 2016 silam.
Kepala Operasi Raya Brigadir Jenderal Reza Arif Dewanto, mengonfirmasi pengucapan ikrar setia kepada NKRI yang dilakukan oleh Basri. Diungkapkannya, ikrar setia itu diucapkan Basri di Lapas Nusakambangan pada Sabtu (2/10).
"Telah dilaksanakan ikrar setia NKRI dan lepas baiat oleh satu orang narapidana kasus terorisme di Lapas Khusus Kelas IIA Karanganyar, Nusakambangan," kata Reza dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (2/10).
Setelah mengucapkan ikrar setia kepada NKRI dan lepas baiat, Reza menerangkan, Basri langsung dipindahkan ke Blok B untuk menjalani masa observasi dan persiapan sebelum dipindahkan ke ruangan lainnya.
Reza menerangkan, pemahaman Basri sudah berubah sejak mengikuti program penggalangan antarnarapidana yang diselenggarakan oleh tim Satuan Tugas Khusus Detasemen Khusus.
Sementara itu, Wakasatgas Humas Operasi Madago Raya, AKBP Bronto Budiyono berharap narapidana tindak pidana terorisme lainnya bisa mengikuti langkah Basri.
Ia pun mengimbau empat orang anggota MIT yang masih beraksi hingga saat ini untuk segera menyerahkan diri.
"Menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh Napiter karena telah lepas baiat dan kembali setia kepada NKRI," tutur Bronto.
Untuk diketahui, Basri sempat menjadi satu buronan atau masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) teroris Poso dan ditangkap pada 2008.
Setelah itu, Pengadilan Negeri Jakarta menjatuhkan vonis 19 tahun penjara kepada Basri yang dinilai terbukti melakukan tindak pidana terorisme.
Namun, Basri kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Ampana, Kabupaten Tojo Una Una, Sulawesi Tengah pada 2013 dan bergabung ke MIT bersama Santoso.
Setelah Santoso tewas, Basri menyerahkan diri ke polisi pada 14 September 2016. Dia pun sempat mengimbau rekan-rekannya di MIT, termasuk Ali Kalora untuk ikut menyerahkan diri.
Namun, Ali Kalora telah tewas beberapa waktu lalu. Anggota MIT tersisa empat orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kepolisian yaitu Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, serta Suhardin alias Hasan Pranata. (ds/sumber.CNNIndonesia.com)
Artikel Terkait :
-Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Polisi Siagakan 7784 Personel Amankan Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2024 di Gedung MK
- Korlantas Polri Gelar Halal Bihalal Pererat Tali Silaturahmi Personel
- Direktur Utama Jasa Raharja Turut Serta dalam Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menteri Perhubungan
- Aksi Peduli Lingkungan, Petugas Dishub Kota Bekasi Bersama Siswa Strada Budi Luhur Tanam Pohon di Terminal
- Polisi Ringkus Pelaku Begal Sepeda Motor dan HP di Jatiasih
- Jasa Raharja Hadiri Rekonsiliasi Data Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor Plat Merah di Wilayah Priangan Timur
- Rapat FKLL di Polres Gorontalo Utara Evaluasi Pelaksanaan Pam Lebaran 2024
- Selama 22 Hari, Pengguna CommuterLine Tembus Hingga 20 Juta Lebih Penumpang di Libur Lebaran 2024
- Jasa Raharja Survey TKP Kecelakaan Perlintasan Kereta Api KA 147 Arah Cimahi-Cimindi
- Jasa Raharja Jawa Barat Hadiri Penutupan Posko Angkutan Lebaran 2024